Logo Bloomberg Technoz

Pangkalan-pangkalan ini berfungsi untuk mendukung operasi penjaga pantai dan angkatan laut, sekaligus memungkinkan Beijing "untuk menentang penggunaan spektrum elektromagnetik oleh pihak lain jika terjadi konflik."

Upaya pembangunan ini mengindikasikan upaya Beijing untuk memperkuat pos-pos terdepan, meski ada sengketa teritorial yang masih berlangsung dengan negara-negara lain yang mengklaim wilayah tersebut.

Kapal-kapal Filipina dan China sering kali berhadapan di dekat terumbu karang yang diperebutkan di utara, di mana beberapa insiden berujung bentrokan.

Klaim teritori di Laut China Selatan. (Bloomberg)

Di sisi lain, Manila meminta sekutunya berdasarkan perjanjian, AS, untuk mengerahkan pesawat nirawak MQ-9A—drone yang dikenal sebagai "Reaper" yang dapat digunakan untuk mengawasi dan menyerang—guna membantu meningkatkan kewaspadaan maritim bersama.

Bulan lalu, Pasukan Korps Marinir AS Pasifik mengatakan bahwa penempatan sementara pesawat tersebut mencerminkan komitmen kedua negara untuk memperkuat keamanan maritim kolektif.

Meski sebagian besar peningkatan terbaru China fokus pada spektrum elektromagnetik, "Beijing juga berinvestasi pada fasilitas pendukung peralatan dengan potensi kinetik yang lebih besar," kata laporan AMTI, merujuk pada kemampuan senjata ofensif.

Posisi pertahanan yang diperkuat di sepanjang tepi barat dan utara Mischief Reef selama tahun 2023 sering kali kosong. Namun, "posisi-posisi tersebut kemungkinan mampu menampung berbagai macam senjata mobile, termasuk meriam artileri atau roket."

Perkembangan ini terjadi saat Vietnam mempercepat pembangunan pulau-pulau buatan di Kepulauan Spratly. Laporan pada Agustus menunjukkan adanya konstruksi di delapan terumbu karang yang sebelumnya bukan bagian dari upaya reklamasi lahan yang dimulai pada 2021.

AMTI sebelumnya memperkirakan Vietnam telah menciptakan lahan buatan sekitar 70% lebih banyak daripada China dan berpotensi melampaui total yang dibuat Beijing.

"Saat Vietnam membangun infrastruktur di pos-pos barunya yang diperluas, patut diperhatikan apakah mereka juga mengikuti jejak China," ujar AMTI dalam laporannya, "meski begitu Hanoi mungkin merasa lebih mudah untuk menandingi skala pengerukan Beijing" daripada jejak intelijen dan pengawasan elektronik mereka.

(bbn)

No more pages