Logo Bloomberg Technoz

Penurunan juga terjadi pada konsumsi pangan menjadi 793 ribu ton dari 806 ribu ton pada bulan sebelumnya atau turun sebesar -1,61%. Namun, konsumsi oleokimia naik 3,83% menjadi 190 ribu ton dari 183 ribu ton pada bulan sebelumnya.

Dari sisi ekspor, total pengapalan CPO pada September turun menjadi 2,2 juta ton atau -36,65% dari ekspor bulan sebelumnya sebesar 3,47 juta ton. 

Menurutnya, penurunan ekspor terbesar terjadi pada minyak sawit olahan yang turun menjadi 1,57 juta ton dari 2,34 juta ton pada September (-32,86%) diikuti oleh CPO yang turun menjadi 91 ribu ton dari 494 ribu ton (-81,58%) dan oleokimia yang turun menjadi 93 ribu ton dari 199 ribu ton (-53,27%).

Dengan total ekspor tersebut, nilai ekspor produk sawit pada September 2025 turun sebesar -33,80% dari US$3,819 miliar di Agustus menjadi US$ 2,528 miliar pada September.

Secara YoY sampai hingga September, nilai ekspor 2025 mencapai US$ 27,313 miliar lebih tinggi 39,85% dari ekspor 2024 sebesar US$ 19,530 miliar. 

“Peningkatan nilai ekspor yang terjadi karena harga rata-rata Januari-September tahun 2025 sebesar US$ 1.210/ton Cif Rotterdam yang lebih tinggi dari rata-rata Januari-September tahun 2024 sebesar US$ 1.020/ton Cif Rotterdam,” tuturnya. 

Dengan stok awal September sebesar 2,54 juta ton, produksi CPO+PKO turun menjadi 4,29 juta ton, konsumsi dalam negeri turun menjadi 2,05 juta ton dan ekspor turun menjadi 2,2 juta ton, maka stok akhir minyak sawit Indonesia pada September diperkirakan sekitar 2,59 juta ton.

(ell)

No more pages