Logo Bloomberg Technoz

“Kalau untuk akan melebihi, masih 1,86% ini angkanya kalau 1% itu kan sekitar hampir 186.000 kl. Jadi kita sangat cukup besar itu stok itu. Jadi kalau didistribusikan Pertamina dengan tadi yang disampaikan fleksibilitas, ini bisa mengantisipasi untuk daerah-daerah yang menjadi fokus untuk destinasi Nataru,” ungkap dia.

Sementara itu, realisasi penyaluran minyak tanah hingga akhir Desember 2025 diprediksi mencapai 97,06% dari kuota atau masih tersedia sebesar 2,94%.

Lebih lanjut, Wahyu mengumumkan bahwa stok BBM nasional per 23 November 2025 mencapai 21,08 hari dan akan makin ditingkatkan hingga periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Jadi kita pastikan insyaallah nanti sebelum menjelang Nataru, Pertamina akan melebihi dari stok 21,08 hari. Dan ini sudah kita sepakati dan kita terus update secara kontinu bersama Pertamina, PT PIS, PT KPI, dan kemudian dari Dirjen Migas termasuk nanti dari Elnusa Group,” ujar Wahyudi.

Dalam kesempatan itu, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) menyatakan mendatangkan impor bensin jenis Pertalite (RON 90) untuk mempertebal stok dalam rangka menghadapi libur Nataru.

Direktur Utama PPN Mars Ega Legowo menjelaskan volume penambahan Pertalite tercatat sebesar 1,4 juta kl, tetapi besaran tersebut merupakan kombinasi dari produksi kilang Pertamina dan juga impor baru.

“Produk Pertalite ada tambahan, karena ini hanya untuk memperkuat karena Pertalite juga diproduksi dari kilang dalam negeri. Namun, untuk tambahan kita juga akan ada impor karena stok ini akan kita naikkan di level lebih daripada 21 hari. Kita usahakan sampai dengan 22 atau 23 hari,” kata Ega dalam kesempatan yang sama.

“Volume untuk penambahan Pertalite kurang lebih 1,4 juta kiloliter,” tegas dia.

Di sisi lain, kata Ega, Pertamina juga menebalkan stok Pertamax Turbo (RON 98) dengan menambah pasokan dari kilang Cilacap dan Balongan serta melakukan impor. Akan tetapi, dia tak mengungkapkan tambahan volume BBM jenis ini.

“Pertamax Turbo ada tambahan impor tapi juga ada tambahan produksi dari kilang, dari kilang Cilacap dan kilang Balongan,” tegas dia.

Sebagai informasi, Pertamina melaporkan penyaluran BBM subsidi Pertalite hingga Oktober 2025 berada 10% dibawah kuota 2025 sebesar 31,2 juta kl, sementara solar subsidi dilaporkan terealisasi 1,5% di  bawah kuota 2025 sebesar 18,8 juta kl.

Pertamina mengklaim penyaluran BBM tersebut masih berada dibawah kuota sebab pembeliannya harus dilakukan melalui QR code yang terdaftar di Pertamina.

Secara umum, Pertamina Patra Niaga sepanjang Januari hingga Oktober 2025 telah menjual sebanyak 87 juta kl bensin dan 41% diantara merupakan BBM nonsubsidi.

(azr/wdh)

No more pages