Dia menegaskan Gibran mendorong hal tersebut tercapai melalui penghapusan utang, mekanisme pembiayaan yang inovatif, hingga pembiayaan hijau.
“Bapak Presiden juga menyampaikan salah satu contoh solusi digital sederhana yang dilakukan Indonesia dan berbiaya rendah. Itu salah satunya QR [QRIS], dan QR ini diadopsi oleh berbagai negara di Asia. Bahkan negara lain di Jepang maupun di Korea,” ucap Airlangga.
Airlangga juga menyatakan Gibran turut mendorong dimulainya dialog G20 terkait penggunaan artificial intelligence dalam sistem perekonomian yang dipandang dapat bermanfaat bagi sektor keuangan.
Selain itu, program makan bergizi gratis (MBG) juga ditekankan dapat menjadi solusi mengatasi kelaparan dunia. Dalam G20, Airlangga menyatakan masih terdapat 720 juta penduduk dunia yang masih mengalami kelaparan.
“Program makan berisi gratis bisa menjadi contoh nyata yang turut mendorong pemanfaatan produk lokal, pemberdayaan petani, peternak, serta perluasan kegiatan ekonomi yang supply chain-nya bisa mencapai ke seluruh pelosok Indonesia,” ucap Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menyatakan forum G20 turut membahas upaya mitigasi risiko bencana dunia. Di Indonesia, strategi penanganan bencana alam turut ditekankan sebab Indonesia merupakan negara yang dikelilingi gunung berapi.
Terakhir, kata Airlangga, Gibran juga menyatakan terdapat bencana non-alamiah yang bisa terjadi gegara konflik atau perang antarnegara.
“Dan kita lihat apa yang terjadi di Gaza, Ukraine, Sudan, Sahel, dan banyak wilayah lain. Berbagai peristiwa ini menegaskan perlunya penempatan kemanusiaan di pusat tata kelola global dan menorang G20 sebagai teladan,” tegas Airlangga.
(dhf)
































