Logo Bloomberg Technoz

Tidak hanya IHSG, seluruh Bursa Asia juga terbenam di zona merah. Index KOSPI (Korea Selatan) jadi yang paling parah dengan ambles mencapai 3,32%.

Disusul oleh, NIKKEI 225 (Tokyo), Topix (Jepang), Taiwan TAIEX, Hang Seng (Hong Kong), Shenzhen Comp. (China), Shanghai Composite (China), Straits Times (Singapura), KLCI (Malaysia), SETI (Thailand), CSI 300 (China), PSEI (Filipina), dan SENSEX (India) yang ambles di zona merah masing–masing mencapai 3,22%, 2,88%, 2,52%, 1,72%, 1,04%, 0,84%, 0,81%, 0,79%, 0,65%, 0,61%, 0,39%, dan 0,11%.

Mencermati bursa saham global, tekanan jual yang tinggi turut mengikuti arah di Bursa Saham Amerika Serikat semalam yang menyeret Nasdaq jatuh lebih dalam dari 0,84%. S&P 500 juga turun dengan melemah 0,92%. Lebih dalam lagi, DJIA ambles 1,18% point–to–point.

Sentimen yang menyeret laju Bursa Saham Asia hari ini adalah datang dari rilisnya data ekonomi AS yang lama tertunda pada Kamis ketika laporan ketenagakerjaan AS untuk September alhasil bisa dirilis, lebih dari sebulan terlambat akibat penutupan pemerintahan. 

Seperti yang dilaporkan Bloomberg News, data tersebut menjadi bagian dari rangkaian rilis yang akan memengaruhi ekspektasi pasar mengenai seberapa cepat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga.

Pendanaan pemerintah AS kembali berjalan setelah penutupan terlama dalam sejarah, namun banyak lembaga masih tertinggal dalam pengumpulan data untuk laporan kunci Oktober terkait ketenagakerjaan dan inflasi. 

Proses pemulihan data diperkirakan berlangsung hingga November, membuat informasi ekonomi semakin basi.

Minimnya data resmi membantu menjelaskan komentar sejumlah pejabat The Fed baru–baru ini yang menyatakan, Bank Sentral sebaiknya menahan suku bunga pada pertemuan bulan depan. The Fed akan merilis risalah pertemuan Oktober pada Rabu. Para trader telah memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Desember karena kecemasan pejabat The Fed terkait inflasi.

“Penurunan ekspektasi pemangkasan dan inflasi jangka pendek selama penutupan pemerintahan mencerminkan pergeseran hawkish dalam penilaian pasar terhadap The Fed,” tulis tim Goldman yang dipimpin William Marshall dan George Cole dalam laporan 14 November, mengutip Bloomberg.

(fad)

No more pages