Logo Bloomberg Technoz

Adapun, BBM nonsubsidi jenis Pertamax (RON 92) memiliki ketahanan stok untuk 24 hari dan ke depan Pertamina akan memaksimalkan sebaran BBM nonsubsidi tersebut. 

Sementara itu, BBM bersubsidi yakni Pertalite, Ega menjelaskan penyalurannya masih berada di bawah target perusahaan. Dia mengatakan penyaluran Pertalite per Oktober 2025 berada 10% di bawah kuota 2025 sebesar 31,2 juta kiloliter (kl).

“Untuk Pertalite secara umum ini masih aman, tetapi masih di bawah sedikit target kami, jadi kami sekarang sedang meningkatkan penambahan kargo untuk Pertalite ini. Namun, karena Pertalite ini sudah ada sistem kontrol sesungguhnya, jadi secara operasional layanan kepada masyarakat kami bisa relatif mengendalikan,” ucap Ega.

Satgas Nataru

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyatakan perusahaan telah mengaktifkan satuan tugas (satgas) Nataru 2025 pada 13 November 2025.

Simon menjelaskan Satgas Nataru sudah menggelar rapat kesiapan stok BBM nasional untuk memastikan kebutuhan energi terjaga pada momen libur panjang tersebut.

“Kami biasanya mengaktifkan Satgas Natal dan Tahun Baru itu pada awal-awal Desember, tetapi kali ini kami sudah mengaktifkan lebih cepat, jadi Satgas Nataru itu sudah mulai aktif dari 13 November dan kami pagi tadi sudah mulai rapat kesiapan stok nasional. Dengan demikian akan selalu kami update setiap hari,” ucap Simon dalam kesempatan yang sama.

Sebagai informasi, Pertamina melaporkan penyaluran BBM subsidi Pertalite hingga Oktober 2025 berada 10% dibawah kuota 2025 sebesar 31,2 juta kl, sementara solar subsidi dilaporkan terealisasi 1,5% di  bawah kuota 2025 sebesar 18,8 juta kl.

Pertamina mengklaim penyaluran BBM tersebut masih berada dibawah kuota sebab pembeliannya harus dilakukan melalui QR code yang terdaftar di Pertamina.

Secara umum, Pertamina Patra Niaga sepanjang Januari hingga Oktober 2025 telah menjual sebanyak 87 juta kl bensin dan 41% diantara merupakan BBM non-subsidi.

(azr/wdh)

No more pages