Logo Bloomberg Technoz

Edukasi Pasar Modal

Minat Investor Ritel pada Reksa Dana dan ETF Terus Meningkat


Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), penyelenggara pasar modal di Indonesia. (Dok: Rosa Panggabean/Bloomberg)
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), penyelenggara pasar modal di Indonesia. (Dok: Rosa Panggabean/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah meningkatnya literasi keuangan dan akses pasar modal, produk investasi kolektif seperti reksa dana dan Exchange-Traded Fund (ETF) semakin diminati investor ritel. Produk ini memungkinkan masyarakat menikmati keuntungan pasar modal tanpa harus memilih saham satu per satu.

“Reksa dana menghimpun dana dari berbagai investor untuk dikelola ke dalam portofolio saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, sedangkan ETF diperdagangkan di bursa layaknya saham, sehingga investor mendapatkan likuiditas intraday sekaligus diversifikasi investasi,” ujar laporan tim Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perbedaan utama antara reksa dana konvensional dan ETF terletak pada fleksibilitas perdagangan. Unit reksa dana biasanya dibeli dan dijual berdasarkan nilai aktiva bersih (NAB) pada akhir hari, sementara ETF dapat diperdagangkan sepanjang jam bursa dengan harga yang bergerak sesuai permintaan dan penawaran pasar. Hal ini membuat ETF menarik bagi investor yang membutuhkan likuiditas cepat, serta memungkinkan strategi investasi yang lebih fleksibel, termasuk penggunaan mekanisme short selling dan margin.

Data pasar menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga Oktober 2025, nilai dana kelolaan (AUM) industri reksa dana mencapai Rp621,7 triliun, dengan sekitar 1.900 produk tersedia untuk investor. Jumlah investor pasar modal juga meningkat pesat, tercatat 18–19 juta Single Investor Identification (SID) pada pertengahan hingga akhir 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh kemudahan pembukaan akun melalui platform digital, distribusi informasi edukasi, dan meningkatnya minat investor ritel terhadap produk kolektif pasar modal.

Bagi calon investor ETF, beberapa langkah penting perlu diperhatikan. Laporan menyarankan agar investor memahami tujuan investasi, memperhitungkan biaya dan fee manajer investasi, serta memeriksa likuiditas dan kuotasi ETF.

“Pemilihan produk harus didasari pemahaman risiko, biaya, dan horizon investasi untuk hasil optimal,” tegas laporan tersebut. Selain itu, investor disarankan memanfaatkan informasi resmi dari OJK, BEI, KSEI, dan manajer investasi untuk memverifikasi data dan kinerja produk. Dengan pemahaman yang tepat, reksa dana dan ETF dapat menjadi sarana efektif bagi investor ritel untuk membangun portofolio yang aman, terdiversifikasi, dan berpotensi menguntungkan.