Dalam kaitan itu, dia memastikan uji jalan atau road test B50 akan dilakukan pada awal Desember 2025. Eniya menyebut B50 akan diuji coba untuk sektor PSO dan non-PSO.
Dia menjelaskan bahwa B50 yang akan diuji coba memiliki komposisi 50% fatty acid methyl ester (FAME) murni dan 50% solar.
“Insyallah B50 memang kita rencanakan untuk awal Desember, uji kendaraannya itu semuanya PSO dan non-PSO jadi ada seluruh sektor sektor,” ucap Eniya.
Eniya menuturkan bahwa uji jalan B50 akan dilakukan pada kendaraan atau sektor otomotif, genset, sektor pertambangan, sektor perkapalan, alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga kereta api.
Terkait dengan hasil uji coba tahap awal yang menunjukkan penggunaan B50 membuat filter kendaraan menjadi lebih cepat diganti, Eniya menyatakan persoalan tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan mencampurkan hydrotreated vegetable oil (HVO) dengan FAME dalam B50.
Akan tetapi, Eniya menyatakan harga HVO lebih mahal sekitar dua kali lipat dari FAME sehingga agar B50 tetap ekonomis maka kementeriannya memutuskan B50 yang digunakan saat uji jalan menggunakan campuran FAME murni.
“Dengan pertimbangan masalah harga maka uji untuk road test-nya maju untuk b50 dahulu full FAME, jadi ini satu step dahulu untuk pengujian kondisi riil,” ungkap Eniya.
Adapun, dana insentif untuk biodiesel yang disalurkan pemerintah berasal dari pungutan ekspor (PE) crude palm oil (CPO). Nantinya, dana tersebut dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit dan akan digunakan untuk menutup selisih harga CPO dengan solar.
Pada tahun ini saja, ketika biodiesel B40 dimandatorikan, dana insentif yang diberikan BPDP untuk program tersebut diproyeksikan meningkat. Mulanya, pembiayaan biodiesel untuk program B40 diproyeksikan sekitar Rp35,5 triliun, tetapi akhirnya mengalami kenaikan Rp16,8 triliun menjadi sekitar Rp52,3 triliun.
Alokasi pendanaan biodiesel pada 2025 hanya dibatasi untuk segmen PSO sebanyak 7,55 juta kiloliter (kl) dari total target produksi B40 tahun ini sebanyak 15,6 juta kl.
Sementara itu, untuk B50, pemerintah masih menyusun besaran insentif yang akan dialokasikan seiring dengan berjalannya pengujian teknis B50.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia diprediksi membutuhkan tambahan 4 juta kl FAME untuk menjalankan mandatori B50 pada semester II-2026.
Saat ini, total produksi biodiesel untuk memenuhi kebutuhan B40 berada sekitar 15,7 juta kl, sementara B50 diprediksi menghabiskan biodiesel sekitar 19 hingga 20 juta kl.
(azr/wdh)
































