Logo Bloomberg Technoz

Meta Platforms Inc., induk media sosial Facebook, salah satu perusahaan teknologi yang terus optimis atas AI dan menggelontorkan dana investasi miliaran dolar AS, juga mencatat pelemahan 4% ke US$609 dibandingkan Kamis sebelumnya. Secara ytd META hanya naik 1,63%.

Menurut Sameer Samana dari Wells Fargo Investment Institute, anjloknya saham teknologi raksasa AS ditengarai faktor “aksi ambil untung setelah kenaikan kuat pada Senin dan menjelang laporan keuangan Nvidia minggu depan, terutama karena laporan keuangan teknologi terbaru belum cukup untuk memuaskan para bulls. Juga bisa jadi ada faktor ‘selling on news’ terkait berakhirnya government shutdown,” dikutip dari Bloomberg News, Kamis (13/11/2025).

Meski begitu, penerima manfaat AI lain Advanced Micro Devices justru mencatatkan lompatan tak tertandingi dengan laju kenaikan saham secara ytd 114% ke US$258,89, dengan penutupan perdagangan harian lompat 9% hingga Rabu (12/11/2025) waktu AS. 

Pasar 'menghadiahi' saham AMD usai perusahaan memprediksi pertumbuhan penjualan yang semakin cepat dalam lima tahun ke depan, didorong oleh permintaan yang kuat terhadap produk pusat data.

Kumpulan perusahaan teknologi AS di Nasdaq 100 bukan kali pertama menghadapi gejolak dan setiap tren itu tiba selalu dikaitkan dengan ancaman bubble AI, mirip dengan euforia dot.com di awal 2000-an. Penandanya adalah lompatan beruntun  saham big tech namun tidak diikuti dengan data fundamental.

Peringatan bahwa kita sedang menyaksikan terulangnya bubble dot-com sering terdengar, kata Louis Navellier dari Navellier & Associates. Perbedaan besarnya adalah kali ini, pemainnya adalah perusahaan-perusahaan besar dengan neraca keuangan yang kuat dan arus kas yang sudah ada.

Percakapan potensi bubble AI pun tidak terhindarkan. Dalam catatan Bloomberg mention kata “teknologi” dan “bubble” dalam berita telah melonjak di periode akhir September hingga awal Oktober ini.

Kekhawatiran Gelembung AI Meningkat (Bloomberg)

Faktor penyulutnya, lagi-lagi, kalapnya kucuran dana guna membiayai pengembangan infrastruktur AI, termasuk rencana investasi Nvidia US$100 miliar di OpenAI yang dipandang sebagian analis sebagai pemicu “kekhawatiran tentang pola ‘sirkular’,” kata Stacy Rasgon, dari Bernstein Research. 

Jauh sebelum hingar-bingar bubble AI menjadi tren, Joe Tsai, Chairman Alibaba Group Holding Ltd. pada awal kuartal 2025 memberi pesan kewaspadaan atas bubble atas proyek pusat data yang berelasi kuat dengan hype kecerdasan buatan. Pengambilan keputusan atas investasi pusat data di dunia mulai terlihat sembarangan.

Banyak dari proyek-proyek tersebut dibangun tanpa mempertimbangkan pelanggan yang jelas. “Saya mulai melihat adanya semacam ‘bubble’,” kata Tsai dikutip dari Bloomberg News, “Saya mulai khawatir ketika orang-orang membangun pusat data sesuai spesifikasi. Ada sejumlah lain yang datang, dana yang keluar, untuk mengumpulkan miliaran atau jutaan modal.”

Di sisi lain, pihak yang masih optimis menilai pertaruhan reli pasar justru terfokus pada saham-saham teknologi bukan AI seperti tergambar pada data Markets Live Pulse bulan Juli, dimana 77% dari 514 responden bersiap meningkatkan eksposur mereka terhadap saham-saham teknologi atau mempertahankannya selama enam bulan ke depan.

Kelompok bulls percaya hype AI tidak sepenuhnya spekulatif, tidak seperti saat bublle dot-com di tahun 2000-an. Dapat dilihat dari banyaknya aplikasi praktis yang sudah ada, maupun yang masih pada fase pemula.

Survei Markets Live Pulse pandangan investor terhadap masa depan saham-saham teknologi. (Dok: Bloomberg)

Peter Oppenheimer, analis strategi Goldman Sachs Group Inc. turut membantah argumen sejumlah kalangan atas kekhawatiran bubble AI, dan menganggapnya masih “terlalu dini.” Reli di saham-saham teknologi sejalan dengan pertumbuhan laba. Sementara pada era sebelumnya didorong oleh spekulasi.

Meski begitu Goldman Sachs tetap merekomendasikan agar investor mencari diversifikasi untuk menghindari risiko dari reli saham AS yang sempit dan persaingan yang semakin ketat di sektor kecerdasan buatan.

(red/wep)

No more pages