“Ketika gelombang laut semakin tinggi, rumah-rumah warga yang terbuat dari bahan ringan mulai hancur. Lemari dan barang-barang mereka kini mengapung di air,” ujar anggota parlemen Jose Teves yang berasal dari kota Baras, Catanduanes, melalui siaran radio DZRH. “Ini situasi yang menyedihkan bagi kami.”
Otoritas Penerbangan Sipil Filipina melaporkan 324 penerbangan yang sebagian besar merupakan rute domestik telah dibatalkan dan tiga penerbangan dialihkan untuk periode 8–10 November.
Berbagai acara publik, termasuk misa gereja tatap muka dan pertandingan bola basket di wilayah metropolitan Manila, juga dibatalkan.
Korban jiwa akibat topan Kalmaegi awal bulan ini telah mencapai 204 orang per Sabtu, menurut data pemerintah. Rangkaian badai tropis tersebut menyoroti skandal korupsi dalam proyek pengendalian banjir bernilai miliaran peso, yang telah memicu kemarahan publik.
Filipina dilanda sekitar 20 siklon setiap tahun, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
(bbn)































