“Konten dari para pakar sangat penting, misalnya terkait mana sih aplikasi yang aman untuk anak, mana aplikasi yang untuk umur dewasa, mana games (permainan) yang bisa dimainkan untuk anak-anak usia sekian dan mana games yang belum boleh,” sambung dia.
Pada dasarnya, lanjut Meutya, Tunasdigital.id merupakan panduan konkret untuk menerapkan atau mengimplementasikan PP Tunas. Sementara itu, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Kemkomdigi RI Fifi Aleyda Yahya menegaskan bahwa melalui PP Tunas dan Tunasdigital.id, pihaknya hendak menemani para keluarga Indonesia belajar bersama tentang hal-hal kecil yang bisa menjadi sarana menjaga anak di era digital.
“Ini adalah sebuah gerakan literasi digital yang membekali orang tua agar anak-anak bisa memilah informasi, menjaga etika online, serta menjelajahi dunia maya dengan aman. Sehingga anak tumbuh cerdas secara digital dan membawa sikap bijaknya ke dunia nyata,” terang Fifi.
Di samping itu, peluncuran Tunasdigital.id dikemas secara interaktif lewat kolaborasi dengan komunitas Kumpul Bareng Bunda FYP. Sebanyak 2.000 bunda dari berbagai daerah berkumpul di Blok M Hub, Jakarta, selama dua hari pada 1–2 November 2025.
(far/wep)
