Logo Bloomberg Technoz

Secara teknikal dengan perspektif harian (time frame daily), rupiah akan menguji support Rp 16.650–16.680/US$. Penembusan di level ini bisa menyebabkan rupiah melemah ke arah Rp 16.700/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 3 November 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Target paling pesimistis atau support terjauh dalam sepekan perdagangan ini adalah Rp 16.800/US$.

Sementara itu, trendline sebelumnya menjadi resistance psikologis potensial di Rp 16.600/US$. Kemudian target penguatan lanjutan ada di Rp 16.500/US$.

Dolar Terlalu Kuat

Apa boleh buat, dolar AS memang terlalu kuat. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,28% ke 99,804. Pagi ini penguatan terus berlanjut hingga menyentuh level 99,824.

Penguatan dolar AS terjadi akibat respons investor terhadap kesepakatan yang masih belum jelas dari apa yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyoal pelonggaran ketegangan perang dagang. Trump diketahui telah melonggarkan ancaman tarif 100% dan membahas pencabutan bea terkait fentanyl, namun ketahanan kesepakatan ini serta dampaknya terhadap hubungan jangka panjang masih belum dapat dipastikan.

“Pertemuan Trump–Xi menghasilkan beberapa kesepakatan dalam isu–isu sensitif, tetapi belum mencapai kesepakatan menyeluruh dan tidak ada pelonggaran atas pembatasan AS terhadap chip berteknologi tinggi,” tulis analis Barclays Bank yang dipimpin Christian Keller dalam laporannya, mengutip Bloomberg.

Dari AS sendiri, penutupan sebagian pemerintahan federal masih membayangi prospek ekonomi, mengganggu publikasi sejumlah data ekonomi utama. Hal itu memaksa Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memperingatkan investor agar tidak berasumsi Bank Sentral AS akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada Desember.

“Pemotongan suku bunga acuan lebih lanjut pada pertemuan Desember bukanlah sesuatu yang pasti, jauh dari itu,” kata Powell dalam konferensi pers pasca–rapat FOMC, melansir Bloomberg News.

Perkembangan ini membuat investor sedikit kurang yakin mengenai seberapa agresif The Fed bakal memangkas suku bunga acuan. Kegalauan investor kemudian dituangkan dengan membeli dolar AS.

(fad/aji)

No more pages