Trump mengumumkan perjanjian dagang pada Minggu dengan Kamboja dan Malaysia, serta merilis kesepakatan kerangka kerja dengan Thailand dan Vietnam. Perjanjian tersebut menjanjikan akses luas bagi barang-barang AS, komitmen pembelian produk pertanian, energi, dan pesawat AS, serta akses ke mineral kritis.
Sebagai imbalannya, AS menawarkan pengecualian tarif resiprokal untuk sekelompok produk tertentu, yang sebagian besar masih belum ditentukan.
Keempat perjanjian tersebut mengacu pada daftar yang sama mengenai potensi pengecualian tarif yang diungkapkan AS pada September. Hal ini menunjukkan, kata Gorton-Caratelli dan Henderson, bahwa konsesi apa pun "akan berasal dari daftar tersebut, seperti halnya kasus Kamboja. Bagi ASEAN, ini tidak menguntungkan."
Para ekonom menekankan bahwa daftar tersebut sudah terbatas, dengan banyak barang yang sudah dikecualikan dari tarif atau tunduk pada ketentuan yang membatasi manfaatnya, seperti hanya berlaku untuk komponen yang digunakan pesawat sipil. Selain itu, produk-produk tersebut bukan sektor ekspor kritis bagi negara-negara ASEAN.
Namun, mereka menambahkan bahwa fokus pemerintah AS pada mineral kritis dapat memberi Malaysia, Thailand, dan Vietnam "ruang untuk memperbaiki daya tawar mereka."
(bbn)































