Logo Bloomberg Technoz

Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, menanggapi insiden itu dalam konferensi pers rutin di Mexico City pada Selasa (28/10). Ia mengatakan, menteri luar negeri dan pejabat militer Meksiko sedang mengatur pertemuan dengan duta besar AS. “Kami ingin agar perjanjian internasional dihormati, dan kami tidak setuju dengan serangan tersebut,” ujarnya.

Sejak operasi dimulai pada September di lepas pantai Venezuela, serangan militer AS telah menewaskan setidaknya 57 orang.

Langkah ini memicu kritik luas dari kalangan pakar hukum internasional, pemimpin asing, dan bahkan sejumlah anggota Partai Republik yang menilai operasi tersebut sebagai bentuk pembunuhan di luar hukum. Trump bahkan pernah menyatakan keinginannya memperluas serangan ke daratan Venezuela, yang dituduh AS sebagai jalur utama penyelundupan narkoba ke negaranya.

Operasi pertama menargetkan para penyelundup di wilayah Karibia, sementara pekan lalu AS mengumumkan serangan pertama di kawasan Pasifik, diduga di perairan Kolombia.

Operasi tersebut menargetkan kapal semi-submersible yang digunakan untuk mengangkut narkoba dan merupakan yang pertama kali meninggalkan korban selamat. AS memulangkan dua orang ke Kolombia dan Ekuador, yang kemudian memicu kritik bahwa pemerintahan Trump lebih tertarik pada aksi spektakuler ketimbang penindakan serius terhadap kartel narkoba.

“Hukum internasional tidak memberi wewenang kepada negara mana pun untuk menenggelamkan kapal di laut seperti yang kita lakukan sekarang,” kata Senator Chris Van Hollen, anggota Partai Demokrat dari Maryland, di Dewan Hubungan Luar Negeri (Council of Foreign Relations) pada Senin malam, sebelum serangan terbaru.

“Itu tindakan ilegal — ini pembunuhan di luar hukum,” tambahnya. “Bahkan jika ada bukti, seharusnya jika benar-benar serius memberantas kejahatan ini, kita menangkap mereka, menelusuri jaringan mereka, dan mengejar para bos kartelnya.”

Awal bulan ini, anggota Partai Demokrat gagal meloloskan rancangan undang-undang untuk membatasi serangan militer tanpa persetujuan Kongres, namun tetap menyuarakan penolakannya.

Trump sendiri menolak anggapan bahwa Kongres berhak membatasi langkah militernya di kawasan tersebut. “Saya tidak bisa membayangkan mereka akan keberatan,” ujarnya pekan lalu. “Apa yang akan mereka lakukan? Bilang, ‘Kami tidak ingin menghentikan arus narkoba masuk’?”

Gedung Putih dan Pentagon belum memberikan tanggapan atas serangan terbaru tersebut.

Keterlibatan Meksiko menandai perluasan cakupan operasi militer AS, seiring langkah Trump untuk menargetkan kelompok kejahatan terorganisir di kawasan.

Meski Presiden Sheinbaum berulang kali menentang aksi militer AS di wilayah Meksiko, ia tetap membuka peluang memperkuat kerja sama keamanan dengan Washington, termasuk setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada September lalu. Kerja sama keamanan itu juga menjadi bagian dari negosiasi dagang kedua negara.

“Jika operasi tersebut memang dilakukan di dalam atau dekat wilayah maritim Meksiko, besar kemungkinan itu dilakukan dengan koordinasi bersama otoritas Meksiko, atau setidaknya telah diberitahukan sebelumnya,” kata Jimena Zuniga, analis geoeconomics Amerika Latin di Bloomberg Economics, melalui surat elektronik.

“Meksiko memiliki hubungan yang kuat dengan AS, dan meskipun pemerintahan Trump terkenal tidak dapat diprediksi dan kerap membuat kejutan, kami tidak melihat alasan bagi mereka untuk merusak hubungan baik dengan tetangga selatan mereka dengan bertindak sepihak,” tambahnya.

(bbn)

No more pages