Logo Bloomberg Technoz

Menurut data Apsendo, kapasitas produksi pabrik pengolahan tetes tebu atau molase menjadi bioetanol saat ini sebesar 303.000 kiloliter (kl).

Hanya saja, utilitas pabrik sepanjang 2024 baru mencapai 172.000 kl. Adapun, sebagian besar etanol itu disalurkan untuk kebutuhan industri kosmetik, farmasi dan pangan di dalam negeri.

“Jadi saya menyerap 660.000 ton tetes nasional dari 1,6 juta ton tetes Indonesia. Itu diserap oleh industri etanol Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, Izmirta menilai pemerintah mesti memperluas lahan tebu yang ada agar mampu memproduksi molase untuk memasok kebutuhan E10 pada 2027. 

Ilustrasi lahan tebu./Bloomberg-Valeria Mongelli

Dia berharap pemerintah turut mengeluarkan regulasi yang memudahkan dan menggairahkan industri bioetanol.

“Indonesia harusnya juga menyelaraskan program swasembada gula dengan program swasembada energi,” tuturnya.

Mengutip PP Nomor 40 Tahun 2023, dia mengatakan, pemerintah mesti menambah lahan perkebunan tebu baru seluas 700.000 hektar (ha). Dengan demikian, total luasan lahan tebu mencapai 1,2 juta ha.

Berdasarkan data Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), pada tahun lalu produksi tebu Indonesia mencapai 38 juta ton.

Dari keseluruhan itu, seluruh limbah produksi tebu diolah menjadi molase hingga didapatkan sekitar 1,9 juta ton molase.

E10 Meluncur 2027

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan program mandatori bensin dengan bioetanol 10% itu diesekusi pada 2027.

Bahlil menerangkan pemerintah memerlukan waktu sekitar dua tahun untuk menanam sejumlah tanaman penghasil bahan baku bioetanol tersebut.

Sejumlah tanaman potensial yang dijajaki pemerintah untuk menopang program mandatori bensin dengan campuran bioetanol 10% itu di antaranya tebu, jagung hingga singkong.

“Paling lama satu setengah tahun atau dua tahun,” kata Bahlil kepada awak media di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Menurut hitung-hitungan Kementerian ESDM, kebutuhan bioetanol untuk menjalankan program mandatori E10 itu sekitar 1,2 juta kiloliter.

Di sisi lain, dia menambahkan, pemerintah bakal memberikan insentif untuk mendorong pengembangan industri bioetanol di dalam negeri.

(azr/naw)

No more pages