Logo Bloomberg Technoz

“Ada kekhawatiran bahwa biaya pengurangan emisi akan menyebabkan inflasi seiring tingginya harga energi. Ini sudah memukul daya saing industri di Uni Eropa,” kata Huang Chan, Analis BloombergNEF.

Di sisi lain, industri China dan Amerika Serikat (AS) merekah karena biaya energi yang murah dan dukungan pemerintah. Industri Eropa pun makin tertinggal.

“Ini mencerminkan bahwa Eropa menghadapi banyak tantangan dan tidak sedikit yang khawatir bahwa jika kita melangkah terlalu maju dalam hal iklim maka kita tidak bisa menanggung akibatnya secara ekonomi,” tegas Mette Frederiksen, Perdana Menteri Denmark.

Jerman, perekonomian terbesar di Eropa, memberi sinyal akan lebih memberi perlindungan terhadap industri yang padat energi. Kanselir Friedrich Merz menyatakan akan memperlambat laju pengurangan emisi.

“Kita perlu dekarbonisasi, tetapi dekarbonisasi bukan berarti deindustrialisasi. Kita hanya bisa mencapai dekarbonisasi dengan industri yang kuat,” tegas Lars Klingbeil, Menteri Keuangan Jerman.

Large lumps of coking coal move along a conveyor belt in a processing facility./Bloomberg-Bartek Sadowski

Analisis Teknikal

Bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Apakah bisa naik lagi atau kembali terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara tersangkut di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 41. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 11. Cukup jauh di bawah 20 yang berarti sudah sangat jenuh jual (oversold).

Untuk perdagangan hari ini, sepertinya harga batu bara masih akan bergerak terbatas. Target resisten terdekat aa di rentang US$ 105-107/ton. Jika tertembus, maka resisten lanjutan ada di US$ 108/ton.

Adapun target support terdekat adalah US$ 101/ton. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan harga batu bara ke level US$ 97-81/ton.

(aji)

No more pages