Logo Bloomberg Technoz

Penguatan dolar AS sepertinya akan menjadi penindih rupiah. Pagi hari ini, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1% ke 98,983.

Dalam sepekan, atau dalam lima hari perdagangan terakhir, indeks ini menguat 0,64% secara point–to–point. Selama sebulan ke belakang, DXY berhasil melesat 0,42%.

Dolar AS menguat di tengah sentimen kehati–hatian menghadapi potensi momentum lebih lanjut menjelang rilis data inflasi AS yang tertunda minggu ini.

Penundaan terjadi di tengah penutupan sementara pemerintahan AS pada 1 Oktober (US government shutdown).

Minimnya publikasi data ekonomi membuat perhatian pasar tertuju pada rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan September yang akan diumumkan pada Jumat, terutama karena Federal Reserve dijadwalkan menggelar rapat pekan depan.

Mengutip Bloomberg, para ekonom memperkirakan inflasi tahunan akan mencapai 3,1%, tertinggi sejak Mei 2024. Kendatipun angka inflasi yang tinggi kemungkinan tidak akan menggoyahkan rencana The Fed untuk menurunkan suku bunga pada 29 Oktober dan kemungkinan kembali pada Desember, data tersebut bisa memengaruhi sikap kebijakan mereka memasuki tahun depan.

Analisis Teknikal

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 23 OKTOBER 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Secara teknikal dengan perspektif harian (time frame daily), rupiah berisiko melemah hari ini. Target support terdekat adalah Rp 16.590/US$. Jika tertembus, maka support lanjutan ada di Rp 16.600/US$.

Apabila kedua support itu jebol, maka rupiah kemungkinan akan kembali terdepresiasi menuju Rp 16.650/US$. Target support terjauh ada di Rp 16.700/US$.

Apabila rupiah mampu menguat hari ini, maka resistance yang menarik dicermati ada di Rp 16.540-16.500/US$. Resistance potensial adalah Rp16.470/US$ pada perdagangan hari ini.

(fad/aji)

No more pages