Buktinya, harga emas masih mencatat kenaikan 9,96% dalam sebulan terakhir meski kemarin jatuh. Sepanjang 2025 (year-to-date), harga aset ini masih ‘terbang’ 57,01%.
Oleh karena itu, wajar apabila investor akan tergoda untuk mencairkan keuntungan. Potensi cuan yang bisa diraup memang tidak main-main.
Frank Monkan, Head of Macro Trading di Buffalo Bayou Commodities, menyatakan pembalikan harga emas adalah titik kulminasi dari indikator teknikal yang memang sudah sangat jenuh beli (overbought). Monkam memperkirakan target support harga emas akan berada di kisaran US$ 4.050-4.000/troy ons. Kemudian harga akan kembali menanjak setelah tidak lagi di posisi overbought.
“Bersih-bersih ini akan mempersiapkan kita untuk fase kenaikan selanjutnya,” ujar Monkam, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana prediksi harga emas untuk hari ini, Rabu (22/10/2025)? Apakah bakal terpangkas lagi atau bisa bangkit berdiri?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Menariknya, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 0. Paling rendah, sangat jenuh jual (oversold).
Sementara indikator Average True Range (ATR) 14 hari ada di 110. Memberi sinyal bahwa volatilitas harga emas sepertinya akan tinggi.
Untuk perdagangan hari ini, harga emas berpeluang naik. Target resisten terdekat adalah USR 4.258/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka US$ 4.319/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Andai harga emas terjungkal lagi, maka US$ 4.027/troy ons rasanya akan menjadi support terdekat. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan harga emas ke US$ 3.738-3.302/troy ons.
(aji)































