Lebih lanjut dia menjelaskan, data yang dikumpulkan tersebut menjadi acuan untuk mengukur seberapa besar riset nasional menyoroti isu pencemaran air, termasuk temuan partikel mikroplastik yang kini mulai menjadi perhatian global karena dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
“Betul, kita akan melihat datanya lagi. Di Kemendikti Saintek kami sudah membangun dashboard yang mengumpulkan seluruh data riset di Indonesia. Jadi, tinggal ketik ‘air’, ‘waste to energy’, atau ‘sampah’, langsung terlihat siapa yang meneliti dan di mana lokasinya,” kata Stella.
“Presiden mengingatkan bahwa kekuatan besar kita ada di perguruan tinggi. Mereka tersebar di seluruh pelosok Indonesia dan paling tahu persoalan lokal — apakah itu kualitas air, kesulitannya, atau sumber pencemar seperti mikroplastik,” ujarnya.
Menurut Stella, riset menjadi dasar penting bagi setiap kebijakan publik agar lebih efisien dan berbasis bukti ilmiah. Karena itu, Kemendikti Saintek mendorong agar hasil penelitian kampus dapat dimanfaatkan langsung oleh pemerintah daerah dan kementerian teknis.
(dec/spt)































