Logo Bloomberg Technoz

“Kami juga meningkatkan sinergi dengan SRO dan pelaku pasar serta memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum guna memastikan penegakan disiplin pasar, pemberantasan praktik manipulatif, dan perlindungan optimal bagi investor.”

Inarno menambahkan, peningkatan literasi keuangan menjadi langkah penting untuk melindungi investor ritel agar tidak mudah tergiur oleh investasi berisiko tinggi.

“Literasi kepada masyarakat pun terus diperluas agar investor memahami bahwa investasi yang bijak memerlukan pemahaman terhadap risiko, bukan semata-mata mengejar keuntungan secepat mungkin,” tutur dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa juga menyoroti maraknya pergerakan saham gorengan di pasar modal dan meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) memperketat pengawasan.

Dalam dialog dengan pelaku pasar pekan lalu, Purbaya menegaskan akan mempertimbangkan pemberian insentif kepada BEI hanya jika bursa menunjukkan langkah konkret dalam mengendalikan perilaku spekulatif di pasar.

“Tadi direktur Bursa [BEI] juga minta insentif terus yang belum tentu saya kasih,” kata Purbaya. Ia menambahkan, insentif baru dapat diberikan apabila BEI mampu menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi investor kecil.

“Jadi saya bilang akan saya berikan insentif kalau Anda sudah merapikan perilaku investor di pasar modal, artinya yang 'goreng-gorengan' dikendalikan sama dia lah supaya investor kecil terlindungi, baru saya pikir insentifnya.”

Pergerakan IHSG Jeblok & Harapan dari CMSE 2025 

Susana gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), penyelenggara pasar modal di Indonesia dari area outdoor. (Dok: Rosa Panggabean/Bloomberg)

Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam pembukaan acara tahunan CMSE 2025 berharap iklim investasi di pasar modal dalam terus membaik. Situasi yang kurang selaras karena pada jeda perdagangan Jumat siang, 17 Oktober, IHSG justru melemah 2,2% atau 180 poin ke level 7.944,29. 

“Sayangnya hari ini indeksnya merah. Mudah-mudahan habis acara ini ijo lagi, karena emitennya ada di sini semua,” ujar Iman dalam pidato di Main Hall BEI.

Acara CMSE 2025 digelar oleh BEI bersama dua Self-Regulatory Organization (SRO) lain, yakni PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam pidato CMSE dengan tema “Pasar Modal untuk Rakyat: Satu Pasar Berjuta Peluang”, Iman menyampaikan bahwa jumlah investor pasar modal Indonesia terus meningkat dan kini hampir menyentuh 19 juta Single Investor Identification (SID), termasuk lebih dari 8 juta investor saham. Pertumbuhan tersebut sebagian besar didorong oleh partisipasi generasi muda di bawah usia 30 tahun.

“Generasi muda mulai aktif dan percaya diri menapaki dunia investasi,” kata Iman. Selain pertumbuhan jumlah investor, jumlah perusahaan tercatat di BEI juga meningkat dan kini mencapai 956 emiten.

Iman menilai hal ini menunjukkan bahwa pasar modal telah menjadi alternatif pendanaan yang menarik dan dipercaya oleh banyak perusahaan. Upaya BEI untuk memperluas akses dan edukasi pasar modal dilakukan melalui berbagai program seperti Sekolah Pasar Modal, Road to CMSE, Guruku Investor Saham, serta inisiatif digital seperti aplikasi IDX Mobile.

Menurut Imam, BEI bersama OJK dan SRO akan meluncurkan program wakaf saham yang bekerja sama dengan Masjid Istiqlal, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah. “Besok akan dilakukan peluncuran wakaf saham bersama dengan Masjid Istiqlal, NU, dan Muhammadiyah, yang juga dihadiri Menteri Agama,” ujarnya.

CMSE 2025 diisi oleh rangkaian seminar, talkshow, dan podcast dengan menghadirkan berbagai narasumber, mulai dari tokoh publik, pelaku pasar, hingga pemuka agama.

(rtd/wep)

No more pages

Artikel Terkait

Baca Juga

Lainnya

Bloomberg Businessweek Indonesia

Z-Zone