Menurut ExxonMobil Indonesia, restrukturisasi itu bakal mendorong inovasi, esekusi keputusan bisnis serta mempercepat pengembangan karir tim di Indonesia.
Hanya saja, perwakilan ExxonMobil Indonesia enggan berkomentar lebih lanjut ihwal kemungkinan PHK yang akan diambil untuk sejumlah karyawan di Indonesia.
ExxonMobil Indonesia juga enggan menerangkan model konsolidasi atau restrukturisasi bisnis yang akan diambil raksasa migas asal Texas itu di Indonesia.
“Kami melihat pentingnya untuk menyatukan tim di beberapa lokasi yang sama,” tuturnya.
Melansir Bloomberg News, CEO ExxonMobil Corp Darren Woods mengatakan PHK bakal diambil pada tingkat global, sebagai bagian dari upaya efisiensi perusahaan.
Dalam memo pada karyawan, Selasa (30/9/2025), CEO Darren Woods mengatakan PHK ini mewakili sekitar 3%-4% dari total tenaga kerja yang dicatat ExxonMobil.
Raksasa minyak ini akan memangkas 1.200 pekerja di Uni Eropa dan Norwegia hingga akhir 2027, di mana PHK mencapai setengah dari pemangkasan tersebut.
Imperial akan memangkas sekitar 900 pekerja, atau 20% dari tenaga kerjanya, dalam periode yang sama, membantu mengurangi biaya operasional sebesar C$150 juta (US$108 juta) per tahun.
Selain itu, ExxonMobil turut berencana memangkas sekitar 15% tenaga kerjanya di Singapura, atau setara 500 karyawan hingga akhir 2027.
Pusat-pusat regional akan fokus pada inisiatif pertumbuhan utama Exxon, seperti minyak di Guyana, gas alam cair di sepanjang Pantai Teluk, dan perdagangan global.
Misalnya, perusahaan baru-baru ini mengumumkan rencana memindahkan pekerja dari Brussels dan Leatherhead, Inggris, ke London pusat, di mana mereka baru-baru ini menambah jumlah pedagang.
"Perubahan yang kami umumkan hari ini akan semakin memperkuat keunggulan kami dan memperlebar jarak dengan pesaing, membantu kami tetap memimpin selama puluhan tahun ke depan," ujarnya dalam memo tersebut.
Berdasarkan laporan tahunan perusahaan, Exxon mempekerjakan 61.000 karyawan secara global pada akhir 2024, hampir 20% lebih sedikit dibandingkan tahun 2019.
(naw)
