Saat harga minyak kedelai makin murah, maka keuntungan menggunakan CPO akan berkurang. Sebab, kedua komoditas ini bisa saling menggantikan.
Perkembangan nilai tukar ringgit juga menjadi sentimen negatif bagi harga CPO. Dalam sebulan terakhir, mata uang Negeri Harimau Malaya menguat 0,45% terhadap dolar AS.
CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit. Apresiasi mata uang ini akan membuat kontrak CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Analisis Teknikal
Jadi bagaimana proyeksi harga CPO untuk pekan ini? Apakah akan terjadi koreksi tiga minggu beruntun?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO sejatinya menghuni zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah berada di 73. Di atas 70, yang artinya jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, rasanya harga CPO akan bergerak sideways pekan ini. Target resisten terdekat adalah MYR 4.448/ton yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka harga CPO berpotensi melonjak dengan target paling optimistis di MYR 4.637/ton.
Sedangkan target support terdekat ada di MYR 4.380/ton. Penembusan di titik ini berisiko memangkas harga CPO dengan target paling pesimistis di MYR 4.253/ton.
(aji)
