Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri dimanfaatkan antara lain untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,1% dari total utang luar negeri pemerintah), jasa pendidikan (17,0%), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,9%), konstruksi (12,1%), serta transportasi dan pergudangan (8,9%).

Posisi utang luar negeri pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total utang luar negeri pemerintah.

Posisi ULN swasta pada Juli 2025 tercatat stabil dibandingkan bulan sebelumnya pada kisaran 195,6 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,3% (yoy), relatif sama dengan kontraksi pada bulan sebelumnya. Perkembangan ULN swasta tersebut bersumber dari peningkatan kontraksi pertumbuhan pada utang luar negeri bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) menjadi 1,2% (yoy), di tengah pertumbuhan utang luar negeri lembaga keuangan (financial corporations) yang lebih tinggi, sebesar 3,6% (yoy) pada Juli 2025.

Berdasarkan sektor ekonomi, pangsa utang luar negeri swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik dan gas; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 80,4% terhadap total utang luar negeri swasta.

Berdasarkan data BI, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat turun menjadi 30% pada Juli 2025 dari 30,5% pada Juni 2025. Selain itu, dominasi utang jangka panjang dengan pangsa 85,5% dari total utang luar negeri. 

(lav)

No more pages