Logo Bloomberg Technoz

CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit. Ketika ringgit menguat, maka kontrak CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Sementara permintaan sedang lesu. Sejumlah perusahaan kargo melaporkan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 September turun 1,2-8,4% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.

Seorang pekerja memanen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor di Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Analisis Teknikal

Lantas bagaimana perkiraan harga CPO untuk minggu ini? Apakah akan turun lebih dalam atau justru mampu menguat?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Akan tetapi, investor patut waspada karena indikator Stochastic RSI Sudah mencapai 83. Di atas 80, yang artinya sudah jenuh beli (overbought).

Untuk perdagangan pekan ini, ada risiko harga CPO bisa turun lagi. Target support terdekat adalah MYR 4.356/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di MYR 4.140/ton bisa menjadi target berikutnya.

Cermati pivot point di MYR 4.450/ton. Dari sini, harga CPO berpotensi mengetes resisten MYR 4.472-4.494/ton.

Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah MYR 4.584/ton.

(aji)

No more pages