Salah seorang ibu menuturkan, dia kehilangan semua barang-barangnya. Dia juga mengatakan banjir mencapai atap rumah mereka.
"Habis barang-barangnya, nggak bisa tidur. Untung nyawanya ndak ikut habis, kalau enggak nyawanya bagaimana?" kata salah seorang warga.
Selain itu, dia menambahkan, bagaimana dia bisa selamat saat banjir bandang melanda pemukiman mereka. Hanya saja, dia ikhlas, seluruh harta benda dan barang jualannya ludes hanyut dibawa banjir.
"Dibawa lari saya ke gereja sana, digendong nggak kuat jalan, stroke sudah lima tahun. Nggak bisa ngapa-ngapain cuma jualan kopi, sekarang bagaimana modalnya sudah abis, diam saja dulu," ungkapnya.
"Nanti kita bantu ya," kata Prabowo menanggapi.
Kemudian, Prabowo juga berkeliling ke wilayah sekitar untuk melihat langsung kondisi masyarakat terdampak. Prabowo menyelusuri lorong-lorong yang sudah berantakan akibat banjir.
Ada warga yang mengeluhkan warungnya hancur dan tak lagi memiliki modal.
"Sudah habis [warung] nggak ada sama sekali. Sudah habis dibawa air," sebutnya.
"Nanti kalau mau buka warung, kasih tahu saya ya. Nanti kita bantu semuanya," ucap Prabowo.
Di sela-sela kunjungannya, Prabowo juga menyapa anak-anak yang berkerubung mendekatinya. Presiden menanyakan mengenai makan bergizi gratis yang disediakan di sekolah.
"Sudah dapat makan [MBG] di sekolah?" tanya Prabowo.
"Belum pak."
Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir di sejumlah titik di Provinsi Bali kembali bertambah.
Dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Sabtu (13/9/2025), korban meninggal dunia menjadi 18 orang dan dua lainnya masih dinyatakan hilang.
"Bencana ini menimbulkan duka mendalam dengan 18 orang meninggal dunia, dua orang masih dalam pencarian. Korban hilang masih terus dicari oleh BASARNAS," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya.
Selain itu, berdasarkan data BNPB juga menyebutkan 659 jiwa terdampak banjir dan 185 jiwa telah mengungsi.
Pemerintah Provinsi Bali memastikan masa tanggap darurat yang berlaku hingga 17 September 2025 akan difokuskan untuk pemulihan awal.
(mef/naw)


































