Logo Bloomberg Technoz

BPJS untuk Penyakit Parah, Dirut Ungkap Pengguna Terbesarnya

Sultan Ibnu Affan
30 January 2023 16:47

Direktur Utama BPJS Kesehatan RI, Ali Ghufron saat diwawancarai wartawan. (Bloomberg Technoz/Ibnu Affan)
Direktur Utama BPJS Kesehatan RI, Ali Ghufron saat diwawancarai wartawan. (Bloomberg Technoz/Ibnu Affan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan Ali Ghufron membantah anggapan yang muncul dengan narasi "orang kaya habiskan anggaran BPJS" karena penyakit katastropik. Menurutnya, justru masyarakat yang terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI) alias orang kurang mampu yang paling banyak memakainya.

“Siapa yang paling banyak sebenarnya pakai BPJS? Lihat datanya, ternyata (menurut) data BPJS, sekarang rupanya yang paling banyak memanfaatkan BPJS adalah PBI,” kata Ghufron dalam diskusi bertajuk "Menuju 10 tahun Program JKN" di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (30/1/2023).

Ghufron menuturkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh BPJS untuk PBI terhadap penyakit katastropik atau yang membutuhkan pengobatan atau perawatan medis lama dan berbiaya tinggi yakni sebesar Rp 3,26 triliun ialah penyakit jantung. Biaya untuk penyakit jantung ini digunakan lebih dari 4 juta peserta.

Diskusi Publik Outlook JKN: Menuju Satu Dekade Jaminan Kesehatan Nasional (Bloomberg Technoz/Sultan Ibnu Affan)

Selain itu menurut Ghufron, peserta PBI juga telah memanfaatkan BPJS sebesar Rp 27,5 triliun atau digunakan oleh hampir 32 juta peserta berdasarkan data BPJS pada periode 2021 sampai 2022 yang menelan total biaya sebesar Rp 77,8 triliun.

“Jadi penyakit yang biaya katastropiknya tinggi itu juga PBI yang paling banyak untuk pemanfaatan pelayanan di dalam memberikan pelayanan perawatan penyakit jantung. Orang kira yang paling banyak menggunakan BPJS Kesehatan itu bukan segmen PBI tapi orang kaya. Padahal datanya tidak begitu. Data terakhir di 2021 dan 2022, jumlah kasus pemanfaatan (BPJS) dari kelompok PBI lebih dari 31 juta dengan biaya lebih dari Rp 27,5 triliun,” tuturnya.