Logo Bloomberg Technoz

Purbaya Jaga Kesinambungan Fiskal, Pasar Tunggu Aksi

Redaksi
09 September 2025 11:21

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa di kantor Bloomberg Technoz, Jakarta, Rabu (16/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa di kantor Bloomberg Technoz, Jakarta, Rabu (16/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati kepada Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sorotan besar setelah reshuffle kabinet kemarin. Perubahan ini sempat membuat pasar keuangan bergejolak, dengan rupiah melemah, indeks saham turun, dan yield obligasi meningkat.

Sri Mulyani selama ini dikenal sebagai penjaga utama kredibilitas fiskal Indonesia. Ia berhasil menjaga defisit anggaran di bawah 3% dari PDB hampir setiap tahun, kecuali saat pandemi. Disiplin fiskal dan reformasi yang ia jalankan mendapat apresiasi internasional, termasuk penghargaan Best Minister Award pada 2018. Ia juga memimpin Indonesia melewati dua krisis besar, yakni krisis keuangan global 2008 dan guncangan COVID-19, dengan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.

Meski kepergian Sri Mulyani meninggalkan kekosongan figur yang dipercaya pasar, penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa dinilai menghadirkan harapan baru.


Chief Economist dan Head of Fixed Income Research BRIDS, Helmy Kristanto, menilai Purbaya membawa kombinasi pengalaman yang kuat. “Purbaya memiliki pengalaman luas di pasar keuangan, posisi pemerintahan, serta kepemimpinan di LPS. Kombinasi ini memberinya perspektif lebih luas untuk menghadapi tantangan ekonomi dari berbagai sudut,” ujarnya.

Serang Terima Jabatan Menkeu dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa. (Tangkapan layar/Youtube Kemenkeu)

Latar belakang Purbaya di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga menjadi modal penting. Menurut Helmy, pengalaman tersebut membuatnya paham secara mendalam interaksi antara belanja fiskal dan likuiditas sistem. “Hal ini bisa diterjemahkan menjadi reformasi yang mendorong pola belanja lebih seimbang dan terukur ke depan,” kata Helmy.