“Jika demikian, hal ini akan mengakibatkan reaksi negatif dari kalangan dunia usaha, pasar, dan masyarakat,” terang Fadhil. Alhasil “siapapun penggantinya saya kira akan mengalami masalah fiskal yang rumit dan sulit. Pilihan-pilihannya tidak ada yang mudah.”
Terkait penggantinya, Fadhil menilai Purbaya Yudhi memiliki kapasitas akademik, namun pengalaman langsung dalam mengelola kebijakan fiskal masih terbatas. “Jadi bisa dikatakan dia bukan pilihan terbaik. Masih ada pilihan yang lebih baik. Misalnya, Wamen-nya Ssuahasil,” cerita Fadhil.
Head of Research Kiwoom Indonesia Liza Camelia sebelumnya menegaskan, mendepak Sri Mulyani dari kursi Menkeu menjadi tantangan Indonesia dalam meyakinkan investor asing untuk tetap menempatkan dananya di pasar domestik.
“Untuk selanjutnya, para pelaku pasar akan memantau beban MenKeu baru yang cukup berat untuk mengatasi permasalahan fiskal Indonesia, di samping mengeluarkan kebijakan perpajakan yang bisa dibilang "harus" memuaskan semua pihak, jelas dia.
Purbaya usai pengambilan sumpah jabatan mengakui anjloknya IHSG menandakan pasar yang khawatir apalagi di tengah sentimen negatif macam perlambatan ekonomi dan aksi demonstrasi terakhir.
Namun, Purbaya menekankan memiliki pengalaman yang lama dan mengetahui cara mengatasi perlambatan ekonomi yang tengah terjadi di Tanah Air. Sehingga, menurut Purbaya, IHSG akan berbalik arah dalam waktu dekat.
“Saya 15 tahun lebih di pasar. Jadi saya tahu betul bagaimana memperbaiki ekonomi. Sekarang kita kembalikan dengan cepat. Dalam seminggu-dua minggu pasti akan balik,” tutur Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan yang menegaskan belum berkomunikasi dengan Sri Mulyani.
Arah IHSG Pasca Sri Mulyani Lengser
Liza menjabarkan bahwa kelompok saham sektor perbankan menjadi ‘korban’ pada Senin sore yang merupakan respons pelaku pasar atas pergantian Menkeu SMI ke Purbaya. Saham banking diketahui merupakan tulang punggung IHSG.
“Pengumuman reshuffle ini keluar persis setelah IHSG uji resistance tutup gap sekitar 7.940 – dengan level tertinggi pada Senin ada di 7933.35 – dan posisi Closing-nya telah menjebol dua Support penting,” urai Liza.
Dengan demikian terbuka peluang indeks acuan pada hari ini, Selasa 9 September bergerak pada level 7.650 hingga 7.600.
Ia juga memantau bahwa sejak 1 – 3 September memang terdapat kecenderungan investor asing keluar dari pasar Indonesia, namun dengan posisi kurs Rupiah yang masih dijaga tidak lebih dari Rp16.500/US$.
“Gejolak politik picu capital outflow Rp16,85 triliun (selama tiga hari), terdiri dari net sell saham Rp3,8 triliun, SBN Rp7,6 triliun, dan SRBI Rp5,29 triliun,” terang dia.
Jika dihitung sejak awal tahun (year to date/ytd) asing telah menarik dana sekitar Rp51,78 triliun di saham, Rp106,38 triliun pada instrumen SRBI, tapi mencatatkan inflow Rp68,02 triliun di SBN.
“Risiko investasi meningkat dengan CDS [Credit Default Swap] 5 tahun naik ke 71,57 bps dan Rupiah melemah ke Rp16.430/US$ akibat social unrest ini,” pungkas Liza.
(rtd/wep)





























