Adapun, saat ini terdapat tiga proyek PLTS terapung dengan total kapasitas 210 MW yang dalam tahap prakonstruksi, yakni; PLTS terapung Karangkates di Jawa Timur; PLTS terapung di Saguling, Bandung; dan PLTS terapung di Singkarak di Sumatra Barat.
Sementara itu, sudah terdapat satu PLTS yang telah memasuki commercial operation date (COD) yakni PLTS Cirata.
PLTS tersebut merupakan skala utilitas pertama di Indonesia yang memiliki kapasitas 145 MW Ac atau setara 192 MWp, menempati area waduk seluas 200 hektare (ha), dan memiliki tarif kompetitif US$5,8 cent/kWh.
Untuk diketahui, PLTS terapung Karangkates berada di Bendungan Sutami, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pada proyek ini, PLN Nusantara Renewables berkerja sama dengan Perusahaan GD Power Hongkong Co, Ltd. dan Perum Jasa Tirta I. PLTS Karangkates diupayakan dapat beroperasi pada tahun ini.
Sementara itu, PLN bersama ACWA Power juga mengembangkan PLTS terapung Singkarak dan Saguling dengan kapasitas masing-masing 50 MW Ac dan 60 MW Ac dengan total investasi US$104,95 juta.
Pengembangan PLTS terapung Singkarak direncanakan dengan kapasitas 50 MWac dengan target COD pada 2025, sedangkan PLTS terapung Saguling direncanakan dengan kapasitas 60 MW Ac yang dijadwalkan COD pada 2024.
Berikut sebaran waduk atau bendungan yang potensial untuk proyek PLTS terapung:
- Jawa—Bali: 9.076,95 MW (114 lokasi)
- Sumatra: 1.967,56 MW (17 lokasi)
- Kalimantan: 690,22 MW (11 lokasi)
- Sulawesi: 1.646,84 MW (15 lokasi)
- Maluku—Nusa Tenggara: 1.320,14 MW (100 lokasi)
Sementara itu, potensi di 36 lokasi danau sebesar 74,66 GW terbagi sebagai berikut:
- Jawa—Bali: 641,3 MW (2 lokasi)
- Sumatra: 34.867,9 MW (12 lokasi)
- Kalimantan: 2.437,9 MW (3 lokasi)
- Sulawesi: 24.415,6 MW (6 lokasi)
- Maluku—Papua—Nusa Tenggara: 12.302,4 MW (13 lokasi)
(azr/wdh)

































