"Jika Angkatan Bersenjata Lebanon [LAF] mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan pelucutan senjata Hizbullah, Israel akan mengambil langkah-langkah timbal balik, termasuk pengurangan bertahap kehadiran IDF [Pasukan Pertahanan Israel]," bunyi pernyataan dari kantor Netanyahu.

Negara-negara tetangga kini bisa "bergerak maju dengan semangat kerja sama" dan Israel siap memberikan dukungan, lanjutnya tanpa menjelaskan detail lebih lanjut.

Tawaran Israel untuk menarik pasukan yang tersisa dari Lebanon selatan muncul saat negara Yahudi itu mengintensifkan operasi militernya di Gaza.

Pada Senin, serangan terhadap sebuah rumah sakit di selatan wilayah Palestina menewaskan 19 orang, termasuk empat wartawan, menurut laporan Associated Press, mengutip Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

Baik militer Israel maupun kantor PM belum menjawab pertanyaan mengenai serangan tersebut.

Pemerintah di Beirut, yang dibentuk oleh PM Nawaf Salam setelah gencatan senjata, berusaha mengatasi krisis keuangan kronis melalui reformasi. Demiliterisasi Hizbullah merupakan langkah yang didorong AS. Meski digempur oleh pasukan Israel, Hizbullah bersumpah untuk terus melawan. 

Pada Minggu, Israel menjamu utusan AS Thomas Barrack dan Morgan Ortagus, yang telah bolak-balik ke Lebanon untuk memperkuat pemerintahan baru dan gencatan senjata.

(bbn)