Produsen menghadapi sejumlah tantangan, termasuk belanja konsumen yang tidak merata, kenaikan harga bahan baku akibat tarif, dan negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan China dan banyak mitra dagang AS lainnya.
Menurut The Fed, angka produksi pabrik Juli yang lemah mencerminkan penurunan produksi barang tidak tahan lama, termasuk tekstil, pakaian jadi, dan minyak bumi. Produksi barang tahan lama meningkat pada kendaraan bermotor dan peralatan dirgantara.
Berdasarkan kelompok pasar, produksi barang konsumen meningkat lebih lambat, sementara produksi konstruksi dan perlengkapan bisnis menurun.
Laporan The Fed menunjukkan tingkat utilisasi kapasitas pabrik, yang mengukur penggunaan potensi produksi, turun menjadi 76,8%. Tingkat utilisasi industri secara keseluruhan juga lesu.
Laporan terpisah pada Jumat menunjukkan penjualan ritel Juli naik signifikan setelah revisi naik pada bulan sebelumnya. Berarti, belanja konsumen pada awal kuartal ketiga menguat, yang bisa membantu menstabilkan produksi pabrik.
Sementara itu, survei terhadap produsen di negara bagian New York menunjukkan aktivitas meningkat bulan ini dengan laju tercepat sejak November seiring dengan percepatan pertumbuhan pesanan. Pada saat yang sama, prospek kondisi bisnis mereda dan rencana belanja modal juga melemah.
Laporan lain menunjukkan perlambatan. Indeks aktivitas pabrik dari Institute for Supply Management (ISM) masuk zona kontraksi dari Maret hingga Juli, dan sektor manufaktur telah kehilangan 37.000 pekerja sejak April.
(bbn)





























