Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah Arab mendesak Hamas melucuti senjata dan menyerahkan kendali atas Gaza, setelah sejumlah negara Barat—termasuk Prancis dan Kanada—mengumumkan rencana untuk mengakui negara Palestina. Inggris mengatakan akan mengakui negara Palestina jika Israel tidak menghentikan perang di Gaza hingga September.
Witkoff mengunjungi Israel saat pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar atas memburuknya kondisi kemanusiaan di Gaza.
Badan-badan PBB telah memperingatkan adanya kelaparan massal akibat ulah manusia di Gaza, menyalahkan Israel, yang mengontrol masuknya semua pasokan ke wilayah tersebut. Israel bersikeras tidak ada pembatasan pengiriman bantuan dan "tidak ada kelaparan."
Sebelumnya pada Sabtu di Tel Aviv, Witkoff bertemu keluarga-keluarga sandera Israel yang masih ditahan di Gaza. Dia menyebut upaya perdamaian harus fokus pada menghentikan konflik dan membawa pulang semua sandera, bukan yang ia disebut sebagai kesepakatan parsial.
Sebagai bagian dari kunjungannya, Witkoff bertemu dengan Netanyahu pada Kamis dan pada Jumat ia meninjau lokasi bantuan yang banyak dikritik di selatan Gaza.
Data terbaru PBB menunjukkan setidaknya 1.373 warga Palestina terbunuh saat mencari makanan sejak akhir Mei.
PBB mengatakan mayoritas korban dibunuh oleh militer Israel di dekat lokasi distribusi Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang didukung Israel dan AS.
Israel menuduh Hamas memicu kekacauan di dekat lokasi tersebut dan mengatakan pasukannya tidak sengaja menembaki warga sipil.
Militer Israel melancarkan operasi di Gaza sebagai respons atas serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang lainnya.
Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, lebih dari 60.000 orang telah tewas di Gaza sejak Israel menyerang Gaza, dan 169 orang, termasuk 93 anak-anak, meninggal akibat kekurangan gizi.
(ros)
