Sementara itu, Wakil Presiden Direktur BCA John Kosasih menambahkan dari sisi domestik, situasi likuiditas perbankan saat ini relatif membaik. Ia juga mencermati tren penurunan suku bunga yang dapat memberi ruang lebih besar bagi pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana. Untuk diketahui saja, saat ini BI rate berada di level 5,25%.
"Mudah-mudahan di second half [Semester II] ini ada yang namanya government spending, government project, [yang] ini mulai start kicking lah," jelas John.
Sejalan dengan hal tersebut, dia berharap, dorongan dari belanja pemerintah bisa menjadi stimulus tambahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di industri perbankan.
Sebelumnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 akan tetap terjaga, dengan akumulasi ekonomi sepanjang tahun ini akan berada di level 5%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini ditopang oleh konsumsi masyarakat dengan daya beli yang masih positif, serta aktivitas dunia usaha yang cukup mampu bertahan, didukung peranan APBN dalam menjalankan fungsinya sebagai perlawanan siklus atau counter cyclical.
"Stimulus ekonomi telah diluncurkan pemerintah pada kuartal I dan kuartal II. Selain itu, Program Strategis Nasional (PSN) yang mulai berjalan, dan dukungan terhadap sektor prioritas yang memberikan pertahanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat KSSK, Senin (28/7/2025).
Dalam hal ini, pemerintah memberikan bantalan untuk masyarakat paling rentan berupa bantuan sosial. Terdapat pula bantuan terhadap sektor usaha yang dianggap rentan dalam situasi yang tidak pasti.
Dari sisi moneter, Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga acuan, melonggarkan likuiditas, dan meningkatkan insentif likuiditas makroprudensial.
"Selain itu, kami akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kombinasi kebijakan yang ada di ranah KSSK, termasuk menjajaki potensi kerja sama dari BI, baik bilateral maupun multilateral," kata Sri Mulyani.
(ell)

































