Logo Bloomberg Technoz

“Peninjauan menyeluruh terhadap portofolio aset industri kami selama periode ini menunjukkan peluang untuk merampingkan struktur operasional,” kata CEO Glencore, Gary Nagle, dalam pernyataan resminya.

Sejumlah perusahaan tambang terbesar dunia tengah melakukan langkah serupa, merespons pelemahan harga komoditas unggulan seperti bijih besi dan batu bara.

Anglo American Plc telah lebih dulu menjalankan program efisiensi, sementara CEO baru Rio Tinto Group ditugaskan untuk menyederhanakan struktur bisnis perusahaan.

Di sisi lain, Glencore turut merevisi naik proyeksi laba jangka panjang dari unit perdagangan komoditas mereka, untuk pertama kalinya sejak 2017.

Kenaikan ini terjadi setelah aksi korporasi penjualan Viterra Inc. ke Bunge Global SA. Rentang proyeksi laba kini berada di kisaran US$2,3 miliar hingga US$3,5 miliar, naik dari proyeksi lama sebesar US$2,2 miliar hingga US$3,2 miliar.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, unit perdagangan Glencore membukukan laba sebesar US$1,35 miliar.

Perusahaan ini menjadi salah satu trader komoditas yang mencatat lonjakan laba signifikan pascainvasi Rusia ke Ukraina yang memicu gejolak pasar.

Meskipun kembalinya Trump ke Gedung Putih turut memunculkan kembali volatilitas harga, beberapa perusahaan energi menilai lonjakan tajam akibat isu geopolitik justru menyulitkan strategi perdagangan jangka pendek.

(bbn)

No more pages