Logo Bloomberg Technoz

Panen Bisa Anjlok 5 Juta Ton, Waspada Harga Beras Meroket

Ruisa Khoiriyah
06 June 2023 14:10

Pedagang membungkus beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang membungkus beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lonjakan harga beras masih menjadi faktor pengerek inflasi domestik dengan kenaikan sejauh ini di atas 20% dibandingkan tahun lalu. Dengan ancaman El Nino yang diperkirakan akan terjadi mulai Juni ini, harga beras terancam semakin melambung menyusul risiko penurunan produksi padi hingga 5 juta ton.

Kelanjutan kebijakan pengendalian harga pangan akan menjadi poin krusial dalam bulan-bulan mendatang menyusul ancaman kekeringan akibat El Nino ini. Harga beras bisa semakin melambung dan menjadi faktor pendorong inflasi terutama untuk kelompok makanan di tengah masih tingginya faktor ketidakpastian global yang bisa menekan nilai tukar rupiah dan melejitkan imported inflation.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, probabilitas kedatangan El Nino pada Juni ini mencapai 80% ditandai dengan intensitas perubahan cuaca, seperti dinyatakan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, melansir Bloomberg News, Selasa (6/6/2023).

Curah hujan pada Agustus-Oktober diperkirakan akan lebih rendah dibanding biasanya di Sumatra, Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan serta Sulawesi. BMKG juga memperingatkan intensitas hujan yang sangat rendah di bawah 20 mm/bulan mungkin akan terjadi di beberapa daerah.  

Dalam kesempatan berbeda, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, memperkirakan, produksi padi bisa menyusut sampai 5 juta ton tahun ini gara-gara El Nino.