Trump pada Selasa (15/7/2025) waktu Washington secara terbuka meminta akses penuh terhadap produk tambang unggulan Indonesia seperti tembaga hingga produk mineral kritis seperti tanah jarang.
Hal itu diklaimnya sebagai bentuk kesepakatan dalam negosiasi tarif perdagangan karena RI akan dikenakan tarif 19%, sedangkan Negeri Paman Sam akan memiliki akses penuh terhadap pasar Indonesia tanpa tarif.
“Kami memiliki akses penuh ke Indonesia, semuanya. Indonesia sangat kuat dalam tembaga berkualitas sangat tinggi yang akan kami gunakan,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, yang disiarkan dalam akun Youtube, Rabu (16/7/2025).
“Indonesia memiliki beberapa produk hebat dan mereka juga memiliki beberapa tanah jarang yang sangat berharga dan berbagai material lainnya,” lanjutnya.
Trump menegaskan akses penuh yang diberikan oleh Indonesia akan memudahkan AS untuk memperoleh tembaga demi keperluan industri di Negeri Paman Sam. Dia juga mengungkapkan kesepakatan itu sudah dibicarakan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Di sisi lain, Trump sendiri juga akan memberlakukan tarif 50% untuk impor tembaga mulai 1 Agustus, tetapi masih belum terdapat informasi terperinci mengenai jenis derivatif tembaga apa saja yang juga akan dikenai tarif.
Secara terpisah, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut hingga saat ini mayoritas produk tembaga perseroan masih diekspor ke China, alih-alih AS.
“Kami kan selama ini enggak jual ke Amerika ya. Sebagian besar ke China. Untuk memindahkan pasar, kalau ke Amerika itu jauh, 45 hari. Kalau ke China cuma 7 hari pengapalan dan China mengonsumsi 50% dari copper [tembaga] di dunia ini,” kata Tony ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu.
Di sisi lain, dia menuturkan permintaan tembaga oleh AS tidak bisa dilakukan sekonyong-konyong, karena Freeport tidak bisa serta-merta meningkatkan kapasitas produksinya.
Hal itu lantaran PTFI telah memiliki rencana penambangan dengan memerhatikan daya dukung lingkungan higga faktor keamanan.
Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor bijih tembaga dan konsentrat ke AS hanya sebanyak 22,838.63 ton dengan nilai US$1,517 pada 2024. Namun, data dengan kode HS 26030000 itu tidak ditemukan pada 2025.
(wdh)






























