Logo Bloomberg Technoz

Dolar Bangkit Kala Yield Menyempit, Tekanan ke Rupiah Berlanjut

Tim Riset Bloomberg Technoz
15 July 2025 08:15

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan menghadapi tekanan pelemahan lanjutan dalam perdagangan di pasar spot, di hari ketika Dewan Gubernur Bank Indonesia memulai pertemuan bulanan untuk merumuskan kebijakan moneter, termasuk suku bunga acuan BI rate.

Potensi pelemahan rupiah spot hari ini terendus dari pergerakan di pasar derivatif offshore. Kontrak rupiah nondeliverable forward (NDF) kemarin ditutup melemah 0,3% di level Rp16.292/US$ di penutupan bursa New York.

Pelemahan rupiah offshore sulit dilepaskan dari kebangkitan the greenback. Indeks dolar AS, DXY, kemarin juga ditutup menguat 0,23% dan pagi ini masih bergerak menguat melampaui level 98.

Posisi rupiah NDF pagi ini di bursa Singapura bergerak mendekati Rp16.300/US$, cukup berjarak dengan posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.245/US$. Hal itu mengindikasikan, gerak rupiah spot hari ini kemungkinan cenderung melemah mendekati level support terdekat.

Lanskap global masih diliputi kewaspadaan akan perkembangan kebijakan tarif AS yang pemberlakuannya baru akan dimulai 1 Agustus nanti. Meski pagi ini bursa saham Asia terlihat mengabaikan sentimen tarif dengan dibuka di zona hijau, akan tetapi bagi rupiah cerita yang sama belum tentu terjadi.