Logo Bloomberg Technoz

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan adanya temuan indikasi dugaan manipulasi laporan keuangan. Pihaknya juga melaksanakan audit dan akan diserahkan ke Kejaksaan Agung RI.

Bloomberg Technoz juga telah meminta keterangan dari Kejagung terkait tindak lanjut pemeriksaan laporan keuangan KAEF. Namun tidak ada respons yang diberikan hingga berita ini ditulis.

Tidak hanya BUMN saja yang mengutarakan temuannya, saat itu, Manajemen KAEF juga memutuskan untuk melakukan audit investigasi di level anak usaha. Manajemen KAEF mengungkapkan bahwa terdapat adanya dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usahanya, yakni PT Kimia Farma Apotek (KFA) periode 2021-2022.

Revisi Laporan Keuangan 2023 

KAEF baru saja merilis ulang (restatement) laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2023, setelah ditemukan penyimpangan serius dalam pencatatan keuangan anak usahanya. Berdasarkan hasil audit, terdapat manipulasi pencatatan yang bersifat intensional, terutama pada akun persediaan dan utang usaha yang memengaruhi laporan keuangan konsolidasi.

Restatement dilakukan menyusul temuan Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan audit investigatif dari entitas induk, PT Bio Farma (Persero), yang mengonfirmasi adanya salah saji material oleh PT Kimia Farma Apotek (KFA).

Auditor mengungkap bahwa pencatatan persediaan tidak mencerminkan kondisi fisik dan nilai realisasi neto, sementara utang usaha dilaporkan tidak akurat. Meski demikian, setelah koreksi dan perbaikan dilakukan oleh manajemen, auditor tetap memberikan opini wajar terhadap laporan keuangan yang telah direvisi.

Per 31 Desember 2023, KAEF mencatat rugi bersih sebesar Rp2,96 triliun, melonjak dari rugi Rp540,46 miliar pada 2022. Total aset tercatat sebesar Rp16,63 triliun, dengan liabilitas mencapai Rp11,85 triliun, sementara ekuitas menyusut menjadi Rp4,77 triliun. Nilai persediaan juga direvisi menjadi Rp2,13 triliun, lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.

Penyesuaian ini berdampak pada laporan keuangan 2024, di mana total aset turun 5,43% akibat koreksi nilai persediaan dan pencadangan piutang usaha. Sebaliknya, liabilitas naik 5,89% karena akrual beban dan kewajiban lainnya, yang turut memperdalam kerugian akibat penyesuaian pajak tangguhan dan cadangan tambahan atas aset bermasalah.

(dhf)

No more pages