Logo Bloomberg Technoz

Gabung BRICS, Peneliti CSIS Imbau RI Selektif Kaji Untung Ruginya

Merinda Faradianti
10 July 2025 17:30

Presiden Prabowo Subianto Menghadiri KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu, 6 Juli 2025 (Dok. BPMI Setpres)
Presiden Prabowo Subianto Menghadiri KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu, 6 Juli 2025 (Dok. BPMI Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia resmi bergabung dengan BRICS, aliansi ekonomi dan politik yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Uni Emirat Arab, Iran, hingga Afrika Selatan, sejak Januari 2025 lalu.

Peneliti Departemen Hubungan Internasional Center for Strategic and International Studies (CSIS) Muhammad Habib Abiyan Dzakwan menilai Indonesia perlu selektif untuk berpartisipasi dalam BRICS. Menurut dia, Indonesia perlu juga mempertimbangkan manfaat dan kerugian dari setiap partisipasi di asosiasi tersebut.

"Harus terus dievaluasi kebutuhannya untuk menyuarakan agenda Indonesia itu seperti apa. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di BRICS tetapi mengusung agenda spesifik," kata Habib dalam diskusi 'Merespons Kebijakan Tarif Trump: Mendayung di Antara Banyak Karang', Kamis (10/7/2025).

Habib melanjutkan, BRICS yang saat ini dipimpin Brasil dan menjadi negara wilayah Amerika Latin bisa menjadi lahan potensial dalam memperluas pasar Indonesia. 

"Diharapkan ke depannya adalah Indonesia memiliki strategi khusus, disesuaikan, dedicated dan juga didukung dengan instrumen-instrumen yang mumpuni. Baik itu dari anggaran kementerian luar negeri, kebijakan luar negeri dan juga bagaimana personel," sebutnya.