Bloomberg Technoz, Jakarta – Wacana mengembalikan persetujuan rencana kerja anggaran dan biaya (RKAB) pertambangan menjadi 1 tahunan dari skema 3 tahunan dinilai lebih cocok diterapkan untuk komoditas batu bara daripada mineral. 

Adapun, rencana perubahan rentang persetujuan RKAB tersebut didasari oleh dugaan adanya oversupply produksi dan pasokan mineral dan batu bara (minerba) di Indonesia yang membuat harga komoditas pertambangan jatuh.

Dalam kaitan itu, Presiden Direktur PT Elit Kharisma Utama Tonny Hadhiwalujo menjelaskan produksi dan pembentukan harga komoditas mineral, seperti nikel, berbeda dengan batu bara. 

Komoditas mineral diwajibkan untuk diolah dahulu di dalam negeri, sedangkan batu bara masih bisa diekspor dalam bentuk mentah sehingga produksi dan dinamika harganya akan terdampak langsung pada permintaan global. 

“Sementara itu, bijih nikel adalah bahan baku smelter bukan produk akhir, sehingga pengendalian harganya ada di jumlah produksi smelter,” kata Tonny saat dihubungi, baru-baru ini.