Bloomberg Technoz, Jakarta - Anna Wintour mengumumkan pengunduran dirinya, seusai hampir empat dekade atau tepatnya 37 tahun menjabat sebagai Pemimpin Redaksi (Pemred) Vogue. Saat ini Vogue tengah mencari pengganti Wintour yang bakal mengepalai majalah fesyen di Amerika Serikat (AS) tersebut.

Dilansir CNN, Jumat (27/06) Wintour memberitahukan kabar pengunduran dirinya kepada staf pada Kamis (26/06). Walaupun dia akan keluar dari posisi pemred Vogue, Wintour tak meninggalkan Vogue. Menurut majalah fesyen AS itu, dia bakal tetap menjadi direktur editorial global Vogue dan kepala konten global Conde Nast – sebuah perusahaan media global yang memproduksi sejumlah merek media cetak, digital, video, dan sosial terkemuka di dunia seperti Vogue, Wired, Vanity Vair, GQ, Architectural Digest (AD), dan Conde Nast Traveler.

Posisi baru yang bakal menggantikan Wintour di puncak majalah mode AS yang terkenal itu diberi nama sebagai kepala konten editorial. Sementara itu, selama menjabat sebagai pemred Vogue, Wintour melakukan pembaruan di majalah tersebut, mengubah publikasi yang sebelumnya terkesan makin konsevatif menjadi kekuatan yang bisa menetapkan dan menghancurkan tren hingga para desainer.

Sampul majalah Wintour mengisyaratkan bahwa dia tak takut menyoroti tokoh yang kurang dikenal dan menghindari norma-norma judul mode kelas atas. Edisi pertamanya yang telah terbit pada November 1988 silam, menampilkan model Israel Michaela Bercu dengan celana jeans stonewashed — pertama kalinya celana jeans muncul di sampul majalah Vogue.

Hal itu menjadi corak bagi ratusan edisi berikutnya dan Wintour terus membuat keputusan editorial yang tak terhitung jumlahnya yang oleh para pendahulunya dianggap tidak pernah terbayangkan. Pada 1992, dia mematahkan tradisi Vogue yang sudah ada sejak seabad lalu dengan menampilkan seorang pria di sampul majalah AS tersebut dengan menampilkan Richard Gere bersama Cindy Crawford, istrinya saat itu.