Logo Bloomberg Technoz

Margin Smelter Nikel HPAL Ditekan Harga Sulfur, Huayou Respons

Dovana Hasiana
23 June 2025 13:30

Zhejiang Huayou Cobalt (Dok. Huayou)
Zhejiang Huayou Cobalt (Dok. Huayou)

Bloomberg Technoz, Jakarta –  Anak usaha Zhejiang Huayou Cobalt Co (Huayou) di Indonesia mengatakan penyesuaian kadar (grade) bahan baku nikel bisa dijadikan opsi untuk menyesuaikan penggunaan sulfur, di tengah kenaikan harga yang mengerek biaya produksi dan berpotensi menekan margin pabrik pemurnian (smelter) high pressure acid leach (HPAL).

Perlu diketahui, sulfur merupakan bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi asam.

Kenaikan harga yang sempat menyentuh US$150/ton, meski saat ini telah turun ke level US$113 hingga US$114 per ton, tentu berdampak pada biaya produksi dari smelter hidrometalurgi berbasis HPAL di Indonesia yang menggunakan pelindian asam bertekanan tinggi.

Teknik ini memungkinkan smelter untuk mengekstrasi logam dari bijih nikel kadar rendah (limonit) dengan bahan kimia. Terlebih, kenaikan harga sulfur tidak hanya terjadi pada 2025, tetapi pernah terjadi pada dua tahun yang lalu. 

Zhejiang Huayou Cobalt (Dok. Huayou)

Dalam kaitan itu, Deputy Director of External Affairs Huayou Indonesia Stevanus mengatakan belum mengetahui dengan pasti strategi penyesuaian yang bakal ditempuh perseroan di lapangan.