"Dengan adanya investasi yang dilakukan oleh PT TMAI tentu akan mendorong pembentukan ekosistem industri panel surya dalam negeri dengan adanya pengunaan komponen lokal dari industri pendukung," tutur dia.
Beroperasinya pabrik tersebut, kata Agus, juga disebut dapat menghilangkan ketergantungan Indonesia akan impor modul dan sel surya dari negara-negara seperti China, Malaysia, dan juga Vietnam.
Perusahaan tersebut juga disebut telah menyerap sebanyak 640 pekerja lokal, yang sebelumnya mendapat pelatihan dari Tiongkok.
Hilirisasi Pasir Silika
Dia juga menyoroti pentingnya hilirisasi pasir silika, bahan baku utama panel surya, lantaran Indonesia memiliki cadangan pasir silika lebih dari 330 juta ton, dengan potensi mencapai 25 miliar ton tersebar di berbagai daerah.
Nilai tambah pasir silika yang diolah menjadi wafer silikon, sebuah building block bagi industri sel surya tersebut, kata dia, bisa mencapai 25 kali lipat, yang diharapkan dapat mengembangkan rantai pasok dari hulu ke hilir.
“Kami juga tengah menyiapkan reformasi tata cara penghitungan nilai TKDN, untuk mempercepat proses, mempermudah mekanisme, dan mengurangi beban biaya sertifikasi," kata Agus.
(ain)































