Kenaikan pendapatan konsolidasi turut ditopang oleh kontribusi dari pembangkit tenaga angin, meskipun terjadi gangguan tak terencana pada unit Darajat 2. Saat ini, energi angin menyumbang sekitar 4% terhadap total pendapatan konsolidasi.
Secara operasional, BREN membukukan EBITDA sebesar US$515 juta, tumbuh 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Margin EBITDA juga mengalami perbaikan, dari 84,4% menjadi 86,3%. Kinerja ini mendorong laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 13,67% secara tahunan, dari US$107,41 juta menjadi US$122,1 juta.
Proyek BREN
Sementara itu, berdasarkan laporan tahunan 2024, per September 2024 Barito Renewables Energy tengah menjalankan sejumlah proyek ekspansi kapasitas pembangkit panas bumi, yang mencakup pengembangan dan peningkatan efisiensi pada unit-unit eksisting.
Salah satu proyek utama adalah penambahan kapasitas sebesar 40 megawatt (MW) di Salak Unit 7 melalui optimalisasi program penataan ulang sistem injeksi. Selain itu, perusahaan juga menggarap pengembangan Wayang Windu Unit 3 dengan rencana penambahan daya sebesar 30 MW, memanfaatkan infrastruktur permukaan yang sudah tersedia di lokasi eksisting.
Di luar ekspansi, BREN juga melaksanakan proyek retrofit untuk meningkatkan efisiensi operasional. Pada proyek ini, peningkatan kapasitas sebesar 18,4 MW ditargetkan dari Wayang Windu Unit 1 dan 2. Sementara itu, di Salak Unit 4, 5, dan 6, perusahaan melakukan penggantian rotor turbin dan diafragma dengan desain terbaru guna meningkatkan efisiensi konversi energi, yang diperkirakan akan menambah kapasitas gabungan sebesar 7,2 MW. Proyek retrofit lainnya juga dilakukan di Darajat Unit 3, dengan tambahan kapasitas sebesar 7 MW.
(dhf)





























