Bloomberg Technoz, Jakarta - Chromebook, laptop berbasis sistem operasi Chrome OS milik Google, menjadi sorotan publik setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) RI membuka penyelidikan terhadap proyek pengadaannya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2019-2022. 

Proyek yang diluncurkan pada era Menteri Nadiem Makarim ini awalnya ditujukan untuk mendukung transformasi digital sekolah, namun kini diduga bermasalah dari sisi pengadaan.

Sejarah Chromebook

Ide kehadiran Chromebook pada tahun 2009, tepatnya pada 7 Juli lalu, seiring dengan pengumuman Google untuk mengembangkan sistem operasi berbasis sumber terbuka yang kemudian dikenal sebagai Chrome OS.

Dua tahun setelahnya, perangkat pertama yang menjalankan Chrome OS resmi diluncurkan pada 2011 dalam bentuk netbook bernama Chromebook. Sistem operasi ini dibangun di atas kernel Linux dan dirancang untuk menggunakan sumber daya sistem seminimal mungkin. 

Hal itu dimungkinkan karena Chrome OS mengandalkan konsep komputasi awan: satu-satunya perangkat lunak yang berjalan langsung di perangkat adalah browser Chrome, sementara seluruh aplikasi lainnya diakses secara daring melalui internet.