Logo Bloomberg Technoz

Oleh karena itu, meski fitur offline telah tersedia, tetapi sebagian besar data yang tersimpan masih secara daring. Selain itu, perangkat ini tidak menggunakan Microsoft Windows.

Chromebook milik HP dan Google. (Dok: Bloomberg)

Mengutip dari Support Google untuk Chromebook, satu daya tarik utama perangkat ini adalah harganya yang relatif murah karena spesifikasinya lebih sederhana dan efisien.

Di samping itu, Chromebook juga mendukung aplikasi Google Workspace (seperti Docs, Sheets, dan Drive) serta sebagian besar aksesori standar seperti mouse, printer, atau monitor eksternal. Meskipun tidak mendukung instalasi Microsoft Office secara penuh, pengguna bisa mengakses versi online Office melalui browser.

Cara Login ke Chromebook

Untuk masuk ke Chromebook, Anda dapat menggunakan Akun Google Anda. Jika ingin login tanpa menggunakan sandi, Anda bisa mengatur PIN atau sandi khusus untuk perangkat tersebut.

  1. Untuk mengelola opsi login, klik ikon jam di pojok kanan bawah layar Chromebook Anda
  2. Pilih Setelan
  3. Privasi dan Keamanan
  4. Layar kunci dan login
  5. Masukkan sandi Akun Google Anda
  6. Pada bagian "Opsi login", Anda memiliki beberapa pilihan. Anda bisa menyiapkan atau mengubah PIN dengan memilih opsi Siapkan,
  7. Masukkan PIN dengan minimal enam digit, pilih Lanjutkan
  8. Masukkan kembali PIN tersebut, dan tekan Konfirmasi. Untuk mengubah PIN yang sudah ada, pilih Ubah PIN, masukkan PIN lama Anda, lalu masukkan PIN baru.

Jika Anda lebih memilih menggunakan sandi, Anda juga dapat menyiapkan atau mengubahnya. Untuk menyiapkan sandi, pilih Siapkan Sandi, lalu masukkan sandi pilihan Anda dua kali dan klik Konfirmasi. Untuk mengganti sandi yang sudah ada, pilih Ubah Sandi, masukkan sandi lama, kemudian sandi baru dua kali, dan klik Konfirmasi.

Sebagai catatan, Anda bisa menggunakan beberapa metode login sekaligus, atau cukup memilih satu opsi saja sesuai preferensi Anda.

Program Digitalisasi Sekolah

Di Indonesia sendiri, Chromebook mulai digunakan secara masif sejak tahun 2021 dalam program digitalisasi sekolah Kemendikbudristek. Pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp3,58 triliun untuk pengadaan ratusan ribu unit laptop bagi sekolah-sekolah, khususnya di daerah tertinggal dan terpencil. Tujuan utamanya adalah untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dan mempercepat literasi digital pasca-pandemi.

Namun proyek ini kini dalam penyelidikan Kejagung. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar menilai pihaknya menduga terdapat pemufakatan jahat yang dilakukan tim teknis, dimana mereka membuat kajian teknis yang mengarahkan penggunaan laptop berbasis sistem operasi Chromebook. 

Padahal, sebelum setahun sebelum pengadaan itu sudah terdapat kajian yang menyatakan penggunaan Chromebook tidak optimal sebab terdapat kekurangan yang ditemukan.

Kekurangan tersebut antara lain, Chromebook hanya dapat efektif digunakan apabila terdapat jaringan internet. Sedangkan menurutnya, kondisi jaringan internet di Indonesia sampai saat ini diketahui belum merata, akibatnya penggunaan Chromebook sebagai sarana melaksanakan kegiatan Asesment Kompetensi Minimal (AKM) pada satuan pendidikan berjalan tidak efektif.

Tim teknis terkait, akhirnya pada waktu itu telah mengeluarkan buku kajian yang merekomendasikan penggunaan sistem operasi Windows. Kemendikbudristek lantas mengganti kajian tersebut dengan kajian baru yang mengubah penggunaan sistem operasi Windows menjadi Chromebook. "Diduga penggantian spesifikasi tersebut bukan berdasarkan atas kebutuhan yang sebenarnya," kata Harli Siregar.

Selanjutnya, Jaksa melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan uraian peristiwa yang berasal dari keterangan saksi dan alat bukti lainnya. Hari menegaskan terdapat pemufakatan jahat yang dilakukan dengan mengarahkan Tim Teknis baru agar mengganti kajian teknis sebelumnya hingga merekomendasikan penggunaan laptop berbasis sistem operasi Chromebook.

"Dan bukan atas dasar kebutuhan ketersediaan peralatan TIK yang akan digunakan dalam rangka pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) serta kegiatan belajar mengajar," ungkap Harli.

(prc/wep)

No more pages