Logo Bloomberg Technoz

Disusul oleh pelemahan pada saham konsumen non primer dan saham konsumen primer  dengan drop 0,42% dan 0,18%. Hingga saham keuangan juga melemah 0,11%.

Sejumlah saham-saham perindustrian yang menjadi pendorong pelemahan IHSG adalah saham PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) yang ambles 3,57%, saham PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) yang terpeleset 3,33% dan saham PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) drop 3,33%.

Senada, saham perindustrian Big Caps potensial jadi sebab, i.a. Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) melemah 1,83%, saham PT Astra International Tbk (ASII) ambles 1,67%. Saham PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) terpeleset 1,31% hingga menjadi pemberat IHSG.

Adapun menelusuri lebih jauh penyebab saham-saham perindustrian melemah hingga jadi pelemahan terbesar hari ini yang mencapai minus 1,16%, datang dari sentimen PMI Manufaktur S&P Global Indonesia masih terjebak di zona kontraksi, hingga surplus neraca perdagangan menyempit.

“PMI masih kontraksi, surplus dagang menyempit. PMI Manufaktur S&P Global Indonesia naik menjadi 47,4 pada Mei 2025 (April: 46,7) dari level terendah dalam 4 tahun, menandakan penurunan yang lebih lambat dalam aktivitas pabrik,” sebut Panin Sekuritas dalam riset terbarunya.

Sementara itu, investor juga mencermati data dari BPS yang kurang positif, Panin Sekuritas memaparkan, data surplus perdagangan Indonesia menyempit tajam menjadi US$ 0,15 miliar pada April 2025 (Maret 2025: US$ 2,72 miliar), jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan surplus US$ 3,04 miliar.

“Ini adalah surplus perdagangan terkecil sejak April 2020, terutama didorong oleh lonjakan impor.”

Surplus Neraca Dagang RI April Terendah dalam 5 Tahun (Bloomberg)

Ekspor stabil dengan penguatan 5,76% YoY dibanding dengan Maret 2025 kemarin dengan pertumbuhan 3,16%, menandai ekspansi selama 13 bulan berturut-turut, sejalan dengan perkiraan pasar.

Sementara itu, yang jadi perhatian pasar, impor melonjak mencapai 21,84% YoY dibanding Maret 2025 yang hanya terbilang 5,34%, hingga jauh di atas estimasi kenaikan 7,75%.

Adapun pelemahan IHSG juga ditekan oleh pilihan jual masif investor asing sampai dengan mencatatkan Net Sell Rp 2,73 triliun pada perdagangan pasar reguler, Senin.

Sentimen yang amat berat itu hingga mendorong saham-saham keuangan jadi merah, dan menjadi pendorong pelemahan IHSG, yaitu saham PT Panin Financial Tbk (PNLF) yang ambles 3,51%, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) jatuh 3% terutama saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melemah 2,74%.

Senada, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) drop 0,83%, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melemah 0,72%. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpeleset 0,49% hingga menjadi pemberat IHSG.

Bursa Saham Asia bervariasi pada siang hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong melesat 1,05%, Shanghai menguat 0,35%, NIKKEI 225 hijau 0,05%, hingga FTSE KLCI Malaysia minus 0,33%, Strait Times Singapura turun 0,21%, dan TOPIX merah 0,15%.

(fad)

No more pages