Sebelumnya, pengadilan banding federal memberikan penangguhan sementara kepada Trump atas putusan yang mengancam akan membatalkan sebagian besar agenda kebijakannya. Wall Street Journal melaporkan pemerintah tengah mempertimbangkan upaya darurat untuk memberlakukan tarif terhadap sebagian besar mitra dagang AS.
"Apa pun yang terjadi, pasar menyadari kita sedang menghadapi periode ketidakpastian yang panjang," kata Win Thin, kepala strategi pasar global di Brown Brothers Harriman & Co. "Membiarkan tarif tetap diberlakukan meningkatkan risiko stagflasi dan berdampak negatif bagi dolar maupun saham."
Pada Jumat (30/5/2025) waktu setempat, perhatian pelaku pasar akan beralih ke data indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS—tidak termasuk makanan dan energi—yang merupakan indikator inflasi pilihan Federal Reserve, guna mencari petunjuk mengenai kondisi ekonomi dan prospek pemangkasan suku bunga.
Meski dampak tarif Trump terhadap data harga April diperkirakan masih kecil, pengaruh kebijakan perdagangan ini kemungkinan akan terlihat lebih jelas mulai bulan depan.
Pada Kamis lalu, laporan menunjukkan ekonomi AS menyusut pada awal tahun akibat lemahnya belanja konsumen dan dampak perdagangan yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
(bbn)
