Ia juga menjelaskan bahwa pembahasan RAPBN akan berlangsung secara bertahap. Pekan depan, fraksi-fraksi DPR akan menyampaikan pandangan mereka terhadap dokumen KEM-PPKF.
"Kemudian, nanti pemerintah akan memberikan jawabannya kembali terkait dengan pandangan dari semua fraksi," jelasnya.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan asumsi dasar makro ekonomi dalam KEM-PPKF RAPBN Tahun Anggaran 2026. Hal ini disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-18 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menetapkan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,2%-5,8% dalam asumsi makro ekonomi 2026.
"Nilai tukar rupiah diasumsikan berada di kisaran Rp16.500-Rp16.900/US$," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI dengan Agenda 'Penyampaian Pemerintah terhadap KEM-PPKF 2026' di Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa KEM-PPKF 2026 merupakan proses pembicaraan pendahuluan dalam rangka penyusunan RAPBN 2026. Dia mengakui penyusunan KEM-PPKF 2026 dihadapkan pada perubahan dahsyat dan fundamental, serta drastis dan dramatis.
"Dalam lanskap tatanan dan tata kelola dunia saat ini, globalisasi dan semangat kerjasama antar negara telah berubah menjadi fragmentasi dan persaingan sengit antar negara di semua segi," ujar Sri Mulyani.
Adapun sebagai pembanding, dalam dokumen KEM-PPKF 2025, Pemerintah Indonesia menetapkan target pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,1% hingga 5,5%.
Target ini didasarkan pada asumsi pengendalian inflasi di rentang 1,5%-3,5%, nilai tukar rupiah antara Rp15.300-Rp16.000 per dolar AS, serta yield Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 10 tahun sebesar 6,9%-7,3%.
Namun, realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2025 hanya mencapai 4,87% (year-on-year/yoy), menurun dibandingkan 5,02% pada triwulan IV-2024. Penurunan ini dipengaruhi oleh perlambatan konsumsi dan tekanan eksternal akibat ketidakpastian global.
Sebagai respons, Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi 4,6%–5,4%, dari sebelumnya 4,7%–5,5%.
(prc/ros)






























