Logo Bloomberg Technoz

Jokowi Tawarkan Potensi Investasi 'Hijau' ke Pengusaha AS & ASEAN

News
26 May 2023 09:50
Presiden Jokowi menerima kunjungan delegasi dari US-ABC di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (25/05/2023). (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Jokowi menerima kunjungan delegasi dari US-ABC di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (25/05/2023). (Foto: BPMI Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus menawarkan potensi investasi di industri kendaraan listrik ke investor asing. Kali ini Presiden Joko 'Jokowi' Widodo menjajaki investasi kepada delegasi dari Dewan Bisnis Amerika Serikat-ASEAN atau US-ASEAN Business Council (US-ABC).

Dalam pertemuan di Istana Bogor, Kamis (25/5/2023), Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertemuan tersebut membahas berbagai kerja sama di bidang investasi dan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Adapun pertemuan tersebut juga dihadiri oleh 31 pelaku bisnis di Indonesia yang berasal dari AS.

“Pertama, mengenai bagaimana Indonesia meningkatkan ekosistem dari industri electric vehicle atau mobil listrik yang memang Indonesia memiliki sumber daya mineral yang sangat besar. Yang kedua, bagaimana Indonesia bisa juga mendapatkan fasilitas untuk masuk di dalam pasar electric vehicle di Amerika Serikat dan bagaimana kita bisa meningkatkan peranan dan juga kemampuan untuk menarik investasi,” ucap Sri Mulyani dilansir dari laman Sekretariat Kabinet, Jumat (26/5/2023).

Selanjutnya, Sri Mulyani menuturkan, pemerintah akan terus melakukan transformasi ekonomi, energi keberlanjutan, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Bapak Presiden menyampaikan bahwa Indonesia akan terus melakukan transformasi ekonomi baik di bidang hilirisasi dan memperkuat ekosistem industri listrik (electric vehicle) dan juga dari sisi sustainable energy termasuk energy transition, dan juga untuk terus mendukung pembangunan IKN,” tuturnya.

Beberapa fokus Presidensi Indonesia pada G-20 tahun lalu dan Keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun ini juga dibahas dalam pertemuan tersebut, mulai dari sistem perpajakan internasional, hinggal Low Carbon and Climate Resilience (LCCR) serta pembiayaan iklim di Tanah Air.

Selain itu, ia mengatakan bahwa Jokowi dan sejumlah perusahaan di bidang industri energi membahas mengenai isu perubahan iklim dan pentingnya teknologi carbon capture, atau teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.

“Sekarang concern mengenai climate change (perubahan iklim) di mana teknologi carbon capture menjadi penting. Pemerintah akan terus mendukung kebijakan-kebijakan untuk kemandirian dan ketahanan energi di Indonesia dan sekaligus juga comply atau patuh terhadap komitmen climate change di Indonesia,” ujar Menkeu.

Kedua Terkait dengan ekonomi digital, Menkeu menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia akan terus meningkatkan komunikasi mengenai pola perdagangan, mulai dari sisi pelayanan hingga sisi keamanan.

“Kita akan terus meningkatkan komunikasi bagaimana pola perdagangan di mana digital economy makin mendominasi, perlu diimbangi di satu sisi pelayanan yang baik dan juga pelayanan yang makin cepat, namun di sisi lain juga keamanan dan dari sisi integritasnya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, Presiden Jokowi menekankan bahwa Indonesia sebagai negara di dalam pusat pergolakan geopolitik perlu untuk melakukan kolaborasi dan kerja sama global dengan semua pihak.

“Ini sesuai dengan tujuan kita untuk terus meningkatkan ekonomi kita, kemandirian ekonomi kita, dan pada saat yang sama kerja sama di antara berbagai negara di dunia,” ucapnya.

AS merupakan salah satu mitra utama perdagangan ASEAN. Di Indonesia, 22% dari keseluruhan investasi asing langsung berasal dari negeri Paman Sam.

(evs)